Wujudkan Good University Governance, Unpad Mulai Implementasi Manajemen Risiko

PImpinan Universitas Padjadjaran mengikuti Sosialisasi Implementasi Manajemen Risiko dan Bimbingan Teknis Penyusunan Risk Register bagi para pimpinan di lingkungan Unpad di Ruang Rapat Bersama 2 Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (17/1/2024). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran menyelenggarakan Sosialisasi Implementasi Manajemen Risiko dan Bimbingan Teknis Penyusunan Risk Register bagi para pimpinan di lingkungan Unpad. Acara diselenggarakan di Ruang Rapat Bersama  2 Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (17/1/2024).

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Organisasi dan Perencanaan Prof. Drs. Yanyan Mochamad Yani, MAIR., Ph.D. Dalam sambutannya, Prof. Yanyan mengatakan bahwa implementasi manajemen risiko merupakan bagian dari memperkuat good university governance di Unpad.

“Mulai tahun sekarang kita berupaya membangun secara sinergis dan harmonis memperkuat good university governance di Universitas Padjadjaran,” kata Prof. Yanyan.

Dikatakan Prof. Yanyan, manajemen risiko yang dilakukan terkait kegiatan akademik dan non-akademik. Ia dan tim pun akan memantau setiap risiko yang diambil dan bagaimana cara pengelolaannya.

Ketua Tim Manajemen Risiko Unpad Dr. Ivan Yudianto, S.E., Ak., M.Si., mengatakan bahwa para pemilik risiko/risk owner (Direktur, Dekan, Kepala Satuan, Kepala Satuan Usaha) dengan dibantu risk officer (Sekretaris Direktorat, Wakil Kepala Satuan, Manajer Fakultas, Manajer Satuan Usaha) dari setiap unit kerja diharuskan untuk mengidentifikasi risiko masing-masing. Hasilnya, disampaikan kepada Tim Manajemen Risiko, Wakil Rektor, dan Rektor.

Dikatakan Ivan, manajemen risiko dibutuhkan salah satunya untuk mempertahankan keunggulan kompetitif Unpad serta melindungi reputasi.

“Jangan sampai reputasi kita turun akibat tindakan yang kurang tepat,” kata Ivan.

Ivan menjelaskan bahwa pelaksanaan manajemen risiko menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem manajemen perguruan tinggi. Proses manajemen risiko juga diperlukan untuk menciptakan perbaikan yang berkelanjutan. Ada pun standar yang digunakan adalah ISO 31000:2018.

Menurut Ivan, dengan implementasi manajemen risiko, Unpad dapat mengurangi kejadian yang merugikan dan dapat melakukan mitigasi sejak awal.

“Kalau sudah mengidentifikasi risiko dari awal, strategi untuk mengatasinya sudah bisa kita kerjakan,” kata Ivan. Selain itu, Unpad juga dapat melakukan eksploitasi peluang karena risiko-risiko telah dikelola dengan efektif. Implementasi manajemen risiko juga dapat mendukung pengambilan keputusan strategis. (arm)*

Share this: