Riset Farmakoekonomi Peneliti Unpad Jadi Rujukan Kebijakan Penanganan Pandemi di Indonesia

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. apt. Auliya A. Suwantika, PhD, membacakan orasi ilmiah “Peran Studi Farmakoekonomi dalam Penetapan Prioritas Intervensi Kesehatan” dalam Upacara Pengukuhan dan Orasil Ilmiah Penerimaan Jabatan Guru Besar yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Selasa (23/1/2024). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. apt. Auliya A. Suwantika, PhD, mengatakan, studi farmakoekonomi dapat diaplikasikan dalam penetapan prioritas intervensi kesehatan di suatu negara, termasuk Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Prof. Auliya saat membacakan orasi ilmiah “Peran Studi Farmakoekonomi dalam Penetapan Prioritas Intervensi Kesehatan” dalam Upacara Pengukuhan dan Orasil Ilmiah Penerimaan Jabatan Guru Besar yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Selasa (23/1/2024).

Prof. Auliya menjelaskan, studi farmakoekonomi dapat diterapkan di Indonesia. Ini didasarkan, sebagai negara dengan anggaran kesehatan yang terbatas, farmakoekonomi berperan dalam menetapkan prioritas untuk mencegah terjadinya pembelanjaan yang boros (wasteful spending).

“Dalam konteks universal health coverage (UHC), penetapan prioritas sangat penting. Dengan penetapan prioritas cakupan layanan dapat diperluas, diperdalam, dan ditingkatkan,” tuturnya.

Dengan memperluas cakupan layanan, masyarakat yang rentan, terpinggirkan, dan sulit dijangkau akan lebih mudah terjangkau oleh layanan kesehatan. Efisiensi penyediaan layanan juga dapat dimaksimalkan.

Penetapan prioritas juga dapat memungkinkan adanya perbaikan dalam perlindungan risiko keuangan, khususnya bagi populasi miskin dan rentan melalui pengurangan sharing cost.

Lebih lanjut Prof. Auliya menjelaskan, aplikasi studi farmakoekonomi dapat berperan membantu menghasilkan kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy), membantu riset dan pengembangan produk farmasi lebih efektif, membantu proses pengadaan produk farmasi lebih efisien, dan membantu dalam hal usulan intervensi baru sebagai program nasional.

Salah satu yang dibahas Prof. Auliya mengenai membantu menghasilkan kebijakan berbasis bukti. Prof. Auliya dan tim telah melakukan studi farmakoekonomi mengenai efektivitas kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia selama pandemi Covid-19. Menggunakan pengembangan model epidemiologi dan biaya, tim melakukan analisis efektivitas biaya penetapan PPKM dalam penanganan pandemi.

Berdasarkan hasil simulasi model matematika dinamis yang dikembangkan Prof. Auliya dan tim, menunjukkan bahwa penetapan PPKM berkelanjutan terbukti menurunkan jumlah kasus dan membuat kurva pandemi Covid-19 menjadi lebih landai.

“Penetapan PPKM berkelanjutan dengan levelling yang berbeda di setiap daerah merupakan intervensi yang dapat menghemat biaya dalam penanganan pandemic Covid-19, jika partisipasi masyarakat minimal 50%. Hasil analisis menunjukkan bahwa PPKM, melalui penutupan sekolah, tempat kerja, dan mengurangi kontak, menghasilkan penghematan biaya (cost-saving),” paparnya.

Hasil riset Prof. Auliya dan tim telah menjadi referensi pemerintah dalam membuat kebijakan penanganan pandemi di Indonesia. Riset ini juga telah dipublikasikan di jurnal Travel Medicine and Infectious Disease (impact factor: 20,4) serta menjadi publikasi terbaik di Unpad untuk Bidang Sainsdan Teknologi pada tahun 2022.*

Share this: