Pakar Unpad Paparkan Proyeksi Indonesia pada 2024

Para pakar Universitas Padjadjaran menyampaikan gagasannya dalam acara "Satu Jam Bincang Ilmu (Sajabi)” bertajuk “Outlook Politik, Hukum, dan Ekonomi 2024” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara hibrid dari Bale Sawal, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (12/12/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

Laporan oleh Artanti Hendriyana dan Nur Aini Rasyid

[Kanal Media Unpad] Sejumlah pakar Universitas Padjadjaran memberikan pandangan mengenai apa yang terjadi di tahun 2004 dalam berbagai bidang. Hal tersebut disampaikan dalam acara “Satu Jam Bincang Ilmu (Sajabi)” bertajuk “Outlook Politik, Hukum, dan Ekonomi 2024” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara hibrid dari Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (12/12/2023).

Sajabi Episode 143 yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Zuzy Anna, S.Si., M.Si ini menghadirkan pembicara Prof. Sinta Dewi, S.H., LL.M. (Fakultas Hukum), Prof. Popy Rufaidah, SE., MBA., PhD (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Dr. Titik Anas, S.E., M.A., PhD (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Prof. Dr. Arry Bainus, M.A. (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), dan Dra. Mudiyati Rahmatunnisa, M.A., PhD (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).

Melalui sambutannya Ketua Dewan Profesor Universitas Padjadjaran, Prof. Arief Anshori Yusuf, PhD, mengungkapkan kegiatanini penting untuk mengetahui kondisi Indonesia dari berbagai dimensi.

“Mudah-mudahan melalui diskusi ini minimal kita bisa memberikan solusi, kalaupun tidak, minimal kita tidak akan kaget dengan apa yang terjadi di tahun 2024,” ungkap Prof. Arief.

Outlook Indonesia 2024 di Bidang Hukum

Pada kesempatan tersebut, Prof. Sinta memaparkan mengenai Transformasi Digital Indonesia pada tahun 2024. Prof. Sinta optimistis melihat data ekonomi digital yang menunjukkan perkembangan, salah satunya mengenai e-commerce.

Prof. Sinta juga mengatakan mengenai tantangan demokrasi digital yang dapat muncul, terutama terkait kebebasan berpendapat dalam ranah digital. Selain itu, ada juga tantangan dalam kebocoran data pribadi dan kecerdasan intelijen (Artificial Intelligence).

Menurut Prof. Sinta, untuk menghadapi tantangan tersebut, undang-undang saja tidak cukup. Regulasi ini harus didukung oleh berbagai aktor dari berbagai pendekatan, seperti pelaku bisnis, arsitektur teknologi, dan etika dari netizen itu sendiri.

Outlook Geopolitik 2024

Pembicara selanjutnya, Prof. Arry menyampaikan materi mengenai geopolitical outlook yang mengemukakan tujuh tren di tahun 2024, yaitu konflik dan persaingan antaraktor, keamanan dan kerawanan pangan, keamanan energi dan krisis energi, keamanan manusia, keamanan lingkungan dan iklim, keamanan siber dan serangan siber, serta kecerdasan buatan.

Prof. Arry menjelaskan konflik dan persaingan antaraktor ini akan mewarnai politik dunia. Terutama mengenai perang Israel-Palestina serta Ukraina-Russia yang dapat berdampak pada berbagai sektor, seperti isu kemanusiaan, energi, dan pangan. Selain, perang ada juga persaingan antara Amerika Serikat dan China yang akan mengemuka di tahun 2024 dan fenomena berakhirnya dominasi dolar (dedolarisasi).

“Yang paling ditakutkkan oleh dunia adalah munculnya krisis pangan dan tidak adanya kebijakan kerawan pangan yang memadai di setiap negara. Nah, ini yang mengkhawatirkan di 2024 yang saya prediksi akan terus mengemuka,” ungkap Prof. Arry.

Outlook Politik dan Pemilu di Indonesia

Pembicara lain, Dr. Mudiyati membahas outlook politik Indonesia pada tahun 2024, khususnya mengenai penyelenggaraan pemilu mendatang. Dr. Mudiyati mengatakan bahwa pemilu ini memiliki beberapa kerawanan terkait dengan legal compliance dan security/conflict. Selain itu, Pemilu 2024 juga mempunyai ancaman politik identitas dan polarisasi.

Menurutnya, hal yang perlu masyarakat waspadai adalah mengenai tensi politik 2024 yang tinggi, walaupun sudah dimitigasi melalui regulasi.

“Yang paling buruk dalam demokrasi itu adalah penggunaan isu sara sebetulnya, dan itu sangat terbuka lebar untuk kita saat ini,” ucap Dr. Mudiyati.

Outlook Ekonomi 2024

Mengenai ekonomi Indonesia, Dr. Titik menyampaikan pandangannya. Dr. Titik memaparkan bagaimana recovery ekonomi Indonesia pasca pandemi. dimana pada quarter II tahun 2021, ekonomi Indonesia tumbuh sebanyak 7,1% dan setelah itu Indonesia masih bisa mempertahankan pertumbuhannya yang positif di level 3-5%.

Pasca pandemi pun, perekonomian dunia recover dan tumbuh pesat di tahun 2021, tapi kemudian melandai karena adanya perang. Dikarenakan pendemi dan perang ini, Tingkat bunga menjadi lebih tinggi sehingga cost untuk bisnis menjadi lebih tinggi juga. Selain itu, inflasi di dunia juga cukup tinggi akibat perang.

Tingkat inflasi dan bunga yang tinggi akan menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, dimana sebetulnya Indonesia butuh peningkatan global demand untuk ekspor. Selain itu, tantangan berikutnya adalah pindahnya capital  ke semua negara yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dan berakibat pada Indonesia yang akan kesulitan dalam pendanaan. Tantangan yang ketiga adalah harga komoditas yang  masih fluktuatif.

“Jadi, mungkin kita akan terus bergerak (pertumbuhan ekonominya) di (angka) 5%, tidak akan bisa 6% atau 7% yang diperlukan kita untuk menjadi negara dengan income tinggi di 2045. Jadi, diperlukan breakthrough di pemerintahan berikutnya sehingga kita bisa tumbuh 6-7%,” ujar Dr. Titik.

Outlook Bisnis 2024

Mengenai dunia bisnis di tahun 2024 disampaikan oleh Prof. Popy. Pada kesempatan tersebut, Prof. Popy memaparkan hasil analisisnya terhadap laba perusahaan yang sudah terbuka kepemilikan sahamnya di Indonesia. Dari 901 perusahaan pada data IDX, Prof. Popy berhasil meneliti 860 perusahaan dan menemukan sebanyak 641 perusahaan mendapatkan laba yang positif.

Berdasarkan Strategic Situation Analysis yang akan dihadapi Indonesia, Prof. Popy menekankan pentingnya ada langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi bencana.

“Kemudian ada bagaimana meresponnya, me-recovery-nya, dan bagaimana merekonstruksinya,” kata Prof. Popy. (arm)*

Share this: