Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti bersama sejumlah pimpinan universitas dan fakultas berfoto bersama dengan delapan guru besar baru dalam acara penyerahan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen di Ruang Executive Lounge, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (5/12/2023). (Foto: Arif Maulana)*

[Kanal Media Unpad] Sebanyak delapan guru besar menyampaikan kepakaran, hasil riset, serta gagasan dalam acara penyerahan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen di Ruang Executive Lounge, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (5/12/2023).

Paparan tersebut disampaikan dihadapan Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti, Ketua Senat Akademik Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, Sekretaris Dewan Profesor Prof. Dr. Arlette Suzy Puspa Pertiwi, drg., Sp.KGA, M.Si., para Wakil Rektor, Direktur, dan Wakil Dekan Fakultas.

Prof. Dr. Dian Wardiana Sjuchro, M.Si

Prof. Dian dari Fakultas Ilmu Komunikasi diangkat dalam jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Komunikasi. Riset yang banyak ia tekuni dalam beberapa tahun terakhir adalah mengenai dunia penyiaran, khususnya radio komunitas.

Dikatakan Prof. Dian, saat ini lembaga penyiaran komunitas saat ini terus menurun jumlahnya. Ia pun meneliti bagaimana radio komunitas dapat bertahan, dapat menghidupi lembaganya dan masyarakat sekitar.

“Tapi masalahnya tidak ada bantuan apapun, tidak ada dukungan politik apapun, bahkan cenderung mereka dimarginalkan dan dimatikan dengan aturan-aturan yang ada,” kata Prof. Dian.

Prof. Dr. dr. Deni Kurniadi Sunjaya, DESS.

Prof. Deni diangkat dalam bidang ilmu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dari Fakultas Kedokteran. Ia acap terlibat dalam penyusunan kebijakan terkait kesehatan termasuk peraturan daerah.

“Ada sekitar 20-an produk kebijakan kesehatan yang saya persembahkan untuk Kabupaten Kota,” kata Prof. Deni.

Penelitian dan publikasi ilmiah yang ia lakukan juga terkait kebijakan dan sistem kesehatan. Prof. Deni ingin berkontribusi untuk Kementerian Kesehatan hingga Puskesmas, termasuk terkait transformasi sistem kesehatan di Indonesia.

Prof. Dr. Agr. Ir. Raden Siti Darodjah, M.S.

Prof. Siti diangkat menjadi Guru Besar dalam bidang ilmu Bioteknologi Produksi Ternak Fakultas Peternakan Unpad. Dalam kiprahnya, ia banyak meneliti sistem reproduksi hewan ternak.

“Mengapa saya tertarik ke arah reproduksi (hewan ternak) karena saya mengerti bahwa  segala sesuatu itu diawali dengan reproduksi, antara hewan ternak jantan dan betina,” kata Prof. Siti.

Kebutuhan gizi masyarakat dari hewan ternak, termasuk kebutuahan akan daging, susu, dan telur, dapat diawali dengan perhatian pada reproduksi. Salah satu penelitiannya adalah pemisahan sperma atau semen sexing.

Prof.  Dr. dr. Susi Susanah, Sp.A(K)., M.Kes. 

Dari Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Susi diangkat menjadi Guru Besar dalam bidang ilmu Kesehatan Anak. Menurutnya, kiprahnya di bidang kesehatan bukan hanya untuk kepentingan individu, tetapi juga untuk masyarakat.

Fokus kajiannya adalah bidang Hematologi dan Onkologi Anak. Salah satu penelitiannya adalah mengenai thalasemia. Selain riset dan publikasi, ia juga berupaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terkait bidang tersebut.

Prof. dr. Bachti Alisjahbana, Sp.PD-KPTI., Ph.D.

Guru Besar Fakultas Kedokteran dalam bidang ilmu Penyakit Dalam Prof. Bachti banyak melakukan penelitian mengenai tuberkulosis. Menurutnya, masalah terkait pengendalian tuberkulosis di Indonesia adalah masih minimnya deteksi tuberkulosis.

Hal tersebut di antaranya karena teknologi yang belum cukup dan kurangnya koordinasi dari berbagai pihak, terutama rumah sakit swasta dan pemerintah.

“Dalam penelitian kami, yang pertama kami menguatkan teknologi diagnostik, yang juga termasuk penelitan yang paling sulit didiagnostik saat ini karena banyak tuberkulosis yang laten dan tidak menunjukkan gejala. Yang kedua bagaimana kita menyatukan sistem swasta dan sistem pemerintah,” katanya.

Prof. Dr. rer. nat. Ir. Suseno Amien

Dari Fakultas Pertanian, Prof. Suseno diangkat dalam jabatan guru besar bidang Ilmu Pemuliaan In Vitro. Ia banyak mengkaji mengenai bioteknologi untuk memperoleh varietas tanaman yang diinginkan.

Dalam penelitiannya, kolaborasi dengan berbagai pihak dilakukan. “Kita terus berupaya bekerja sama agar bisa berkontribusi untuk program pemuliaan di Indonesia,” kata Prof. Suseno.

Prof. Dr. R. Ira Irawati, M.Si.

Prof. Ira dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik diangkat dalam jabatan guru besar dalam bidang ilmu Manajemen Publik. Riset yang ia lakukan berkaitan dengan human resource management, kebijakan publik, administrasi, dan pelayanan publik.

“Ke depan, saya akan lebih fokus pada manajemen publik, terutama manajemen pelayanan publik,” kata Prof. Ira.

Prof. Auliya Abdurrohim Suwantika, S.Si., Apt., PhD.

Prof. Auliya diangkat dalam jabatan guru besar dalam bidang ilmu Farmakoekonomi pada Fakultas Farmasi. Beberapa penelitiannya fokus kepada analisis efektivitas biaya. Ia mengkaji intervensi-intervensi baru untuk dapat diimplementasikan di Indonesia dan negara lain.

Sejumlah hasil penelitiannya telah diadaptasi oleh stakeholders nasional dan internasional. Di antaranya adalah analisis terkait vaksin-vaksin baru.

“Obat atau intervensi kesehatan itu tidak cukup harus memiliki efikasi yang bagus, tidak cukup harus berkualitas, dan aman. Namun, tantangan berikutnya adalah obat atau intervensi baru ini bisa terus efektif dan juga bisa affordable,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Senat Akademik Unpad Prof. Ganjar Kurnia mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan para guru besar tersebut sudah menghilir dan diharapkan memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Prof. Ganjar pun menyebutkan pentingnya penelitian transdisiplin yang terwujud dengan penelitian yang menghilir.

“Tujuan menghilir itu tentu di satu sisi adalah publikasi, tetapi yang penting juga adalah bagaimana memberi makna bagi masyarakat,” kata Prof. Ganjar.

Sementara itu, Prof. Arlette mengatakan guru besar baru akan menambah lebih banyak kontribusi, membuka perspektif baru, dan membuka wawasan bersama. Prof. Arlette pun mendorong guru besar untuk dapat menjadi pembelajar yang terus mengejar pengetahuan. (art)*

Share this: