Unpad dan LPS Perkuat Literasi Keuangan kepada Gen Z

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan kuliah umum di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kamis (30/11/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

Laporan oleh Anggi Kusuma Putri

[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran menjalin kerja sama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengenai implementasi tridarma perguruan tinggi. Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan oleh Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kamis (30/11/2023).

Dalam sambutannya Rektor mengatakan, kerja sama dengan LPS dapat dilakukan di berbagai kegiatan, seperti penyediaan tempat magang, tempat praktik kerja, menghadirkan dosen tamu, serta riset.

“LPS mendukung pengembangan, tidak hanya kecerdasan bangsa Indonesia lewat pendidikan, tetapi juga pengembangan Iptek lewat research bersama,” kata Rektor.

Selain penandatanganan Nota Kesepahaman, pada kesempatan ini juga diselenggarakan kuliah umum dengan tema “Peran Gen Z dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Menjaga Stabilitas Keuangan” yang disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa. Kuliah umum ini diikuti oleh mahasiswa Unpad serta mahasiswa peserta Pimnas 36.

“Tampaknya kuliah umum ini menjadi kuliah inspiratif, bukan hanya untuk mahasiswa Unpad tetapi juga mahasiswa dari perguruan tinggi lain,” kata Rektor.

Dalam pemaparannya, Purbaya menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sudah memasuki masa bonus demografi atau jumlah penduduk usia produktif mencapai dua kali lipat dari jumlah penduduk usia non-produktif. Dalam hal ini, Gen Z menduduki usia produktif sebanyak 24,2 % dari populasi penduduk. Gen Z merupakan generasi yang baru masuk ke angkatan kerja dan memulai kariernya.

“Lama-lama Gen Z yang akan menentukan arah ekonomi kita ke depan seperti apa,” kata Purbaya.

Pada kesempatan tersebut, Purbaya juga menjelaskan mengenai pengelolaan keuangan yang bisa dilakukan Gen Z.

Dijelaskan Purbaya, cara menyimpan uang terbagi menjadi beberapa level yang berbeda. Uang yang dimiliki harus memenuhi kebutuhan dasar dan cukup untuk kebutuhan dana darurat. Selanjutnya, uang harus digunakan untuk menyiapkan asuransi dan jika masih tersisa maka bisa mulai berpikir untuk melakukan investasi.

“Jangan berutang dalam melakukan investasi karena pasar itu selalu fluktuasi. Kalau Anda berhutang hingga menghadapi keadaan terdesak untuk membayar padahal uangnya belum ada, jadi jual rugi,” kata Purbaya.

Purbaya juga menyampaikan bahwa dalam dunia investasi ada istilah risk-return yang saling berhubungan. Semakin tinggi resiko, semakin tinggi hasil. Sebaliknya, semakin rendah resiko, semakin rendah juga hasilnya.

“Jadi kalau ada yang bilang return tinggi dengan resiko rendah hampir pasti orang itu menipu, anda harus waspada semua itu,” ujar Purbaya.

Tidak hanya itu, Purbaya juga membagikan kiat menabung dan berinvestasi yang cerdas dan aman, yaitu dengan memangkas pengeluaran yang tidak perlu, menyisihkan untuk menabung di awal bulan, dan memisahkan rekening sesuai dengan kebutuhan.

Selanjutnya, ketika ingin berinvestasi, terlebih dahulu harus mengenali kebutuhan dan kemampuan serta mengenal produk dan jasa keuangan. Selain itu, harus mengenali manfaat dan risiko serta mengenali hak dan kewajiban.

“Ini penting sekali karena banyak yang cuma ikut-ikutan saja dan akibatnya ketika jatuh banyak yang bangkrut,” ujar Purbaya.

Purbaya pun berpesan agar Gen Z sebagai penopang masa depan ekonomi bangsa agar terus belajar dengan baik dan menggapai cita-cita, serta bijaksana dalam mengelola keuangan. (art)*

Share this: