Dirut IFG: Holdingisasi BUMN Asuransi Dilakukan untuk Luruskan Persepsi

Direktur Utama BUMN Holding Asuransi Indonesia Financial Group Hexana Tri Sasongko mengisi kuliah umum BUMN Holding Summit 2023 Sektor Asuransi, Peminjaman, Pasar Modal dan Investasi yang digelar secara hybrid dari ruang Executive Lounge, Gedung 2 Lantai 2 Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Senin (13/11/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Direktur Utama Indonesia Financial Group (IFG) atau BUMN Holding Sektor Asuransi, Pinjaman, Pasar Modal, dan Investasi Hexana Tri Sasongko mengatakan bahwa banyak masyarakat yang memosisikan asuransi untuk investasi. Padahal, investasi harus dilihat sebagai proteksi.

“Selama ini asuransi diposisikan sebagai investasi, bahkan ditawarkan investasi yang lebih baik dari investasi yang lainnya. Tapi faktanya tidak seperti itu,” kata Hexana dalam BUMN Holding Outlook 2023 Sektor Asuransi, Peminjaman, Pasar Modal dan Investasi yang digelar secara hybrid dari ruang Executive Lounge, Gedung 2 Lantai 2 Unpad Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Bandung, Senin (13/11/2023).

Acara kuliah umum ini digelar Pusat Unggulan BUMN Center of Excellence Unpad. Kuliah umum tersebut dimoderatori Dekan Fakultas Keperawatan Unpad Prof. Kusman Ibrahim, M.NS., PhD.

Menurutnya, salah satu tantangan dari adanya holdingisasi dari sektor ini adalah untuk meluruskan konsep asuransi yang salah di masyarakat. Untuk itu value proposition dari sektor ini adalah bagaimana menyediakan proteksi kepada masyarakat.

“Jadi challenge ketika holdingisasi, dan sekaligus itu motivasi dan latar belakang kenapa perlu dilakukan holdingisasi di bidang perasuransian, itu juga meluruskan paradigma yang salah kaprah di masyarakat,” kata Hexana.

Dijelaskan Hexana, holdingisasi BUMN merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mengefektifkan BUMN dalam menjalankan peran dan fungsinya secara efektif dan efisien. Di antaranya agar lebih otimal dalam penggunaan sumber daya serta dapat memberikan value yang lebih baik kepada masyarakat.

IFG pun telah melakukan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan performa sektor asuransi, peminjaman, pasar modal, dan investasi. Kegiatan yang dilakukan seperti restrukturisasi dan meningkatkan kinerja perusahaan yang ada di dalam IFG. Membangun best practice di industri asuransi juga menjadi salah satu tantangan yang dihadapi IFG.

“Bagaimana kita membangun industri asuransi masa depan. Dari asuransi yang merupakan produk dijual sehingga masyarakat selama ini merasa tidak nyaman berurusan dengan asuransi, seperti dipaksa oleh agen, menjadi sebuah kebutuhan,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Hexana juga mengatakan pentingnya peran perguruan tinggi, terutama mahasiswa, dalam membangun persepsi yang benar mengenai asuransi di tengah masyarakat.

“Kami menggunakan perguruan tinggi ini bagian dari membangun pemahaman yang baik tentang industri asuransi. Literasi yang sangat efektif melalui perguruan tinggi,” katanya.

Selain itu, Hexana menilai perguruan tinggi memiliki peran penting untuk membangun etika profesi di bidang asuransi. Penguatan etika profesi juga saat ini menjadi tantangan di bidang asuransi.

“Challenge di industri asuransi itu sebenarnya adalah penguatan di etika profesi juga. Itu bagus kalau dibangun dari kampus,” kata Hexana. (arm)*

Share this: