Perpustakaan Jadi Garda Peningkatan Literasi Informasi dan Media

Para pembicara dan moderator pada Seminar Reboan yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi Fikom Unpad, Rabu (4/10/2023) secara hybrid.*

Laporan oleh Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara

[Kanal Media Unpad] Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Asep Saeful Rahman, M.I.Kom., mengatakan, perpustakaan memiliki peran penting dalam meningkatkan literasi informasi dan media bagi masyarakat.

Pernyataan itu disampaikan dalam acara Seminar Reboan yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi Fikom Unpad, Rabu (4/10/2023) secara hybrid.

“Di sekolah, misalnya, perpustakaan diharapkan bisa mengembangkan pendidikan literasi agar siswa dan guru-guru di sekolah semakin literate. Perpustakaan juga hadir di setiap perguruan tinggi agar para sivitas akademika juga semakin literate,” kata Asep.

Pendidikan literasi informasi dan media sejatinya telah direkomendasikan oleh International Federation of Library Association and Institution (IFLA). IFLA mendesak pemerintah dan organisasi swasta untuk mempromosikan literasi informasi dan media bagi masyarakat di seluruh dunia. Sebab, menurut IFLA, literasi informasi dan media berperan penting untuk bertahan hidup dan memecahkan masalah di dalam berbagai aspek kehidupan.

Lebih lanjut, Asep mengatakan, pendidikan literasi informasi dan media seharusnya tidak hanya dipelajari oleh mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi saja, tetapi juga oleh semua mahasiswa. Bahkan, pendidikan literasi informasi dan media seharusnya juga dipelajari oleh siswa-siswa di sekolah.

“Idealnya, di semua program studi dimasukkan kurikulum literasi informasi dan media. Bahkan, di pembelajaran di sekolah, seperti SD, SMP, SMA, literasi media dan informasi juga (harus) menjadi pendidikan inti dan berkelanjutan bagi semua,” kata Asep.

Senada dengan Asep, dosen Fikom Unpad Dr. Agus Rusmana, M.A. menambahkan bahwa pendidikan literasi dan informasi diperlukan agar masyarakat bisa lebih kritis dalam menerima dan mengakses informasi. Ia juga mengatakan bahwa literasi digital merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh semua masyarakat. Sebab, di era digital ini, masyarakat bisa mengakses informasi dengan mudah dari berbagai sumber. 

“Kita harus lihat, informasi yang muncul benar atau tidak. Perlu atau tidak untuk kita baca. Cari (informasi) yang betul-betul kita butuhkan. Jadi, kita harus analisis, memilah mana informasi yang perlu dihafal, disimpan, dan dipelajari,” kata Agus.

Asep mengatakan, perpustakaan melalui program pendidikan literasi informasi dan media diyakini mampu membantu berkontribusi dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah melakukan program pemerataan layanan perpustakaan di Indonesia. Hal tersebut bertujuan agar program literasi informasi dan media bisa merata ke seluruh masyarakat.

“Pemerataan layanan perpustakaan diharapkan bisa hadir di setiap masyarakat hingga ke pelosok agar program-program perpustakaan, terutama literasi informasi (dan media) dapat dikembangkan kepada masyarakat,” kata Asep. (art)*

Share this: