Dua Perguruan Tinggi Seni Tampilkan Kreasi Seni dalam AHEC 2023

Tim seni dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) menampilkan ertunjukan oratorium “Bangkit Demi Membangun Negeri” saat acara pembukaan ASEAN Higher Education Conference atau AHEC 2023 yang digelar di Gedung Merdeka Kota Bandung, Kamis (24/8/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Kegiatan ASEAN Higher Education Conference atau AHEC 2023 turut disemarakkan oleh pertunjukan seni dari dua perguruan tinggi seni yang ada di Indonesia. Penampilan kesenian ini menunjukkan adanya ragam kebudayaan dan semangat kolaborasi dari akademisi.

Dua perguruan tinggi tersebut adalah Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung dan Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Sumatera Barat.

ISBI hadir di pembukaan AHEC di Gedung Merdeka Bandung, Kamis (24/8/2013), dengan pertunjukan oratorium “Bangkit Demi Membangun Negeri”. Pimpinan produksi pertunjukan ini adalah Dr. Ismet Ruchimat, S.Sen., M.Hum., penyusun naskah Dr. Lili Suparli, M.Sn; penata tari Subayono, S.Kar., M.Sn., dan Tyoba Armey A.P, M.Sn; serta penata musik Sofyan Triana, M.Sn.

Dalam pertunjukkan tersebut, tim ISBI mengangkat isu mengenai peran akademisi dalam mengatasi masalah bangsa. Pandemi Covid-19 usai, bukan berarti masyarakat sudah hidup tenang. Masih ada berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.

Akademisi pun tidak berdiam diri, tetapi hadir mencari solusi. Di akhir pertunjukkan, tim penari ISBI membentangkan spanduk bertuliskan “College a Catalyst for Growth”.

Dalam pertunjukkan tersebut tim ISBI juga menarikan beberapa lagu daerah populer, yang merepresentasikan indonesia bagian barat, bagian tengah, dan bagian timur Indonesia.

Tim ISI Padangpanjang. (Foto: Dadan Triawan)*

Sementara itu, tim ISI Padangpanjang hadir pada rangkaian kegiatan Education and Innovation Expo AHEC 2023 di Grha Sanusi Hardjadinata Bandung. Tim ISI Padangpanjang mempertunjukkan karya seni berjudul “Duduak Bapamenan Tagak Baparintang” dan “Langgam Rang Mudo” dengan penata rias/busana Oktavianus, M.Sn., dan penata musik Dr. Asep Saepul Haris, M.Sn.

Rektor ISI Padangpanjang, Dr. Febri Yulika, S.Ag.,M.Hum mengatakan bahwa AHEC merupakan sebuah ajang untuk menunjukkan keunggulan perguruan tinggi negeri dan ASEAN, dan ISI Pandangpanjang mengambil peran dari sisi seni dan budaya.

“ISI Padangpanjang berpartisipasi dalam AHEC ini untuk menjelaskan bahwa dalam konteks ASEAN, ketahanan budaya menjadi salah satu topik yang juga tidak kalah untuk kita perjuangkan,” kata Febri.

“Duduak Bapamenan Tagak Baparintang” ditampilkan sebagarai rangkaian pembukaan Expo. Penata tari pada pertunjukan tersebut adalah Emri, M.Sn. Karya ini menunjukkan bahwa Minangkabau memiliki banyak permainan rakyat atau “pamenan anak nagari”.

Ada tiga seni tradisi yang disatukan melalui konsep tali tigo sapilin tungku tigo sajarangan, yang juga menciptakan warna baru dalam seni Minangkabau. Tiga seni tradisi yang diangkat yaitu gadang tambua, randai, dan tari piriang.

Penampilan ISI Padangpanjang kali ini juga mencerminkan bahwa nilai-nilai demokrasi telah hidup dan berkembang di Sumatera Barat.

“Itu tiga hal yang selalu bersinergi dalam permainan anak nagari. Nah dalam konteks itu ini sejalan dengan filosofi orang Minang, tali tigo sapilin tungku tigo sajarangan, artinya ada kesatuan trias politika di Minangkabau itu antara ninik mamak, alim ulama, dan bundo kanduang. Jadi ini sistem demokrasi di Minangkabau,” jelas Febri.

Selanjutnya, di rangkaian hari kedua Expo, tim ISI Padangpanjang menampilkan “Langgam Rang Mudo” dengan penata tari Dr. Susas Rita Loravianti S.Sn.,M.Sn. Karakter gerak dan musik dalam pertunjukkan ini menunjukkan akulturasi budaya Portugis yang mempengaruhi kesenian di daerah pesisir pantai kota Padang.

“Kami ingin memperlihatkan begitu kayanya Minangkabau dengan warna-warna lokal. Meskipun Minangkabau dalam satu wilayah, tapi punya khas sendiri-sendiri sebenarnya di setiap wilayah itu,” Kata Penata Tari yang juga dosen ISI Padangpanjang Dr.Susas Rita Loravianti S.Sn.,M.Sn.

Lebih lanjut dosen yang akrab disapa Lora ini berharap, penampilan ISI Padangpanjang dapat memeriahkan kegiatan AHEC di Unpad.

“Pada kesempatan ini juga mempromosikan bahwa Indonesia itu kaya dengan keragaman budaya,” katanya.

Tim panitia talent AHEC 2023, Weny Widyowati, S.Sos., M.Si. mengatakan bahwa penyelenggaraan AHEC juga ingin menunjukkan keragaman budaya dan kesenian. Selain budaya Sunda, AHEC juga menampilkan kebudayaan dari luar Jawa Barat.

“Kami ingin menampilkan materi kesenian yang dinamis,” ujar Weny.

Selain dua perguruan tinggi tersebut, Unpad melalui Lises Unpad juga akan menampilkan Helaran dan Rampak Kendang pada pembukaan Green ASEAN Cultural Festival di Grha Sanusi Hardjadinata, Sabtu (26/8/2023) besok. (arm)*

Share this: