AHEC 2023 Hasilkan Tiga Deklarasi untuk Penguatan Peran Perguruan Tinggi ASEAN

Pelaksana Tugas Dirjen Dikti Kemendikbudristek RI Prof. Nizam bersama Duta Besar RI untuk ASEAN Derry Aman menerima deklarasi "Bandung Declaration on ASEAN Higher Education” sebagai hasil rumusan dari kegiatan ASEAN Higher Education Conference (AHEC) 2023 yang digelar Universitas Padjadjaran di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis (24/8/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Gelaran ASEAN Higher Education Conference atau AHEC 2023 menghasilkan beragam rekomendasi kebijakan untuk memperkuat peran perguruan tinggi dalam kemajuan ASEAN. 

Ada tiga rekomendasi yang dihasilkan dari tiga rangkaian acara AHEC 2023, yaitu rekomendasi berupa communique dari AHEC Communique Webinar Series dan Ambassador Town Hall Meeting yang digelar 7 Juni 2023 hingga 16 Agustus 2023, rekomendasi dari kegiatan ASEAN Alumni Meeting pada 23 Agustus 2023, serta rekomendasi dari ASEAN Youth Forum pada 23 Agustus 2023.

Tiga rekomendasi tersebut dideklarasikan pada pelaksanaan konferensi internasional AHEC 2023 di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Kamis (24/8/2023), bertajuk “Bandung Declaration on ASEAN Higher Education”.

Deklarasi ASEAN Youth Forum disampaikan oleh sejumlah perwakilan peserta AYF 2023 yang merupakan mahasiswa dari 10 negara anggota ASEAN. Ada 10 poin komitmen yang dideklarasikan oleh para pemuda tersebut untuk mendukung inklusivitas dan akses pendidikan, penyiapan SDM kompeten, inovasi dan teknologi, pembangunan berkelanjutan, kolaborasi dan mobilitas, serta partisipasi aktif generasi muda.

Sepuluh poin tersebut, yaitu: Mengakui pentingnya peningkatan infrastruktur digital dan konektivitas di seluruh wilayah ASEAN; mendukung akses dengan Inklusivitas dan akses yang adil terhadap pendidikan berkualitas bagi semua pemuda di ASEAN; Bekerja sama dan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dan pemerintah dalam hal merumuskan kebijakan dan infrastruktur terkait transfer teknologi.

Selanjutnya, mendukung ekosistem digital dengan menciptakan literasi teknologi dalam hal digitalisasi; mesadaran tentang keamanan siber terkait penggunaan teknologi digital dan inovasi; mendukung dan berkomitmen pada implementasi SDGs dengan memperkuat inisiatif dan pemikiran analitis para Pemuda; Memulai proyek kolaboratif menuju komunitas ASEAN dalam rangka merangsang partisipasi generasi muda; mendorong UKM untuk meningkatkan kemampuan untuk bertahan dan berkembang menuju revolusi industri.

Dua poin terakhir, mendorong partisipasi para pemuda untuk mendukung ekonomi berkelanjutan melalui siklus yang memiliki kesiapan dan ketahanan melalui langkah-langkah pencegahan ekonomi terhadap bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya; serta memperkuat pendekatan Pentahelix untuk mendukung dan memotivasi pemuda untuk mengambil posisi kepemimpinan di berbagai sektor guna memengaruhi kebijakan dan pengambilan keputusan yang berkelanjutan.

Deklarasi ASEAN Alumni Meeting disampaikan oleh Ketua Ikatan Alumni Unpad Irawati Hermawan beserta sejumlah pengurus Ikatan Alumni perguruan tinggi di Jawa Barat. Ada enam poin deklarasi yang disampaikan.

Enam poin tersebut meliputi: Kampus-kampus ASEAN perlu dikembangkan menjadi Pusat Unggulan, mendorong penelitian lintas disiplin dan kolaboratif di antara universitas-universitas ASEAN; Alumni mendorong para pemimpin universitas untuk mengubah sistem pendidikannya, dengan mempromosikan tinjauan berkelanjutan terhadap kurikulum yang ada untuk selaras dengan perkembangan zaman.

Selanjutnya, tingkatkan kolaborasi dan sinergi di antara para alumni dengan membentuk jaringan alumni yang kuat yang aktif berpartisipasi dalam kehidupan kampus melalui program-program bersama; dukung dan siap untuk menyesuaikan dan bekerja sama untuk mengikuti inisiatif-inisiatif dari universitas-universitas ASEAN.

Ira menyampaikan poin kelima, alumni siap menjadi mitra strategis dari lembaga-lembaga pendidikan tinggi dalam mempersiapkan aplikasi inovatif dari pengetahuan dalam dunia nyata; terakhir, pendidikan tinggi perlu membentuk kerangka kerja bersama untuk memastikan jaminan kualitas, mobilitas, dan pengembangan komunitas.

Deklarasi terakhir merupakan komunike dari AHEC Communique Webinar Series serta hasil Ambassador Town Hall Meeting. Deklarasi ini disampaikan Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti beserta sejumlah rektor perguruan tinggi di kawasan ASEAN.

Rektor menyampaikan, seluruh unsur sepakat mempercepat inovasi dan transformasi digital pendidikan tinggi di ASEAN. Ada 10 rekomendasi proses  yang bisa dilakukan untuk proses percepatan tersebut.

Sepuluh proses tersebut, yaitu menekankan pentingnya mengembangkan inovasi digital dalam proses akademis; meningkatkan jaminan kualitas melalui penelitian dan inovasi yang berlandaskan pada inovasi digital; mendorong mobilitas akademisi dan mahasiswa yang didukung oleh penelitian dan inovasi berbasis digital; meningkatkan interoperabilitas, platform, komunikasi, dan kerja sama antar institusi, sehingga memungkinkan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam berbagai program virtual.

Selanjutnya, mengembangkan platform digital dalam pengajaran dan penelitian untuk meluluskan mahasiswa yang dapat bersaing di industri; menyediakan perangkat lunak dan alat digital terbaru untuk penelitian dengan berbagi data; berbagi pengalaman dan sumber daya terutama di dunia digital menggunakan teknologi yang tersedia untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas keterlibatan kolaboratif yang dilakukan; dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi inovasi, mendorong pengembangan ekosistem inovasi, dan meningkatkan kemampuan penelitian dan pengembangan.

Dua poin terakhir, mendukung akses berbagi sumber daya mobilitas mahasiswa dengan menyediakan informasi yang diperlukan, mengorganisir kegiatan mobilitas akademis bersama, mengadakan kegiatan kolaboratif secara timbal balik, dan memastikan kualitas pelaksanaannya, serta menerapkan teknologi untuk meningkatkan jaminan kualitas melalui ekosistem digital.

Tiga deklarasi tersebut disampaikan kepada Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek RI Prof. Nizam, Wakil Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia Prof. Arif Satria, serta Duta Besar Indonesia untuk ASEAN Derry Aman.*

Share this: