Tim KKNM Unpad Gali Potensi Pupuk Guano di Desa Kertayasa, Pangandaran

Tim mahasiswa KKNM Universitas Padjadjaran saat melakukan observasi guano di Gua Bau Desa Kertayasa, Pangandaran, Selasa (18/7/2023).*

[Kanal Media Unpad] Kelompok mahasiswa KKNM Universitas Padjadjaran “Unpad Bermanfaat” di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Pangandaran melakukan sejumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini juga mendorong pencanangan Desa Kertayasa sebagai desa binaan Unpad pada 2023.

Kelompok dengan dosen Pembimbing Lapangan Roffi Grandiosa, PhD, melakukan kegiatan KKNM bertema “Pertanian dan Perikanan untuk mendukung Desa Wisata Edukasi dan Konservasi di Pangandaran”.

Dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad disebutkan, Desa Kertayasa merupakan salah satu wilayah yang memiliki destinasi wisata unggulan di Pangandaran. Salah satunya yaitu Green Canyon atau Cukang Taneuh. Meski wilayah ini sudah ditetapkan sebagai kawasan wisata, tim melihat masih banyak kearifan lokal lainnya yang bisa dipelajari dan digali.

Di desa tersebut, mahasiswa melakukan penggalian potensi pupuk guano atau pupuk yang berasal dari kotoran kelelawar di Gua Bau. Lokasi gua ini berada di salah satu aliran sungai Cukang Taneuh, pada Selasa (18/7/2023) lalu. Meskipun jalur menuju lokasi cukup ekstrem, para mahasiswa bersama pembimbing lapangan dari Bumdes terdekat sangat bersemangat melakukan observasi.

“Mahasiswa diberikan kebebasan untuk berkreasi sesuai topik dan masyarakat  pun telah memberikan peluang kepada mahasiswa untuk lebih dalam menggali ilmu sesuai topik sehingga mendapat pengalaman belajar transformatif  di tempat pelaksanaan KKN,” tulis Roffi.

Kholil selaku pembimbing lapangan Bumdes setempat memberikan kesempatan kepada mhasiswa untuk mengetahui keberadaan guano yang selama hampir lima tahun lamanya belum terjamah kembali oleh masyarakat setempat.

“Setiap setahun biasanya hampir delapan ton guano dihasilkan dari dalam gua ini. Namun sekarang sudah hampir lima tahun belum kita angkat karena alat yang sudah rusak karena tidak ada maintenance serta keterbatasan SDM di Desa Kertayasa” aku Kholil.

Dari wawancara yang dilakukan mahasiswa pun diketahui bahwa sangat jarang warga yang memasuki gua. Ini disebabkan, mayoritas masyarakat Desa Kertayasa bekerja di sektor pariwisata dan perikanan.

Padahal, lanjut Kholil, guano yang sudah diolah dengan dicampur probiotik cari dan didiamkan selama seminggu ini sangat bagus untuk pertumbuhan tanaman dan mampu mempercepat proses pertumbuhan tanaman. Selain untuk pertanian, guano yang telah diolah pun akan bermanfaat untuk perikanan, khususnya untuk persiapan kolam sebelum penebaran ikan.

Berdasarkan potensi dan pengalaman memasuki gua ini, mahasiswa didorong memikirkan strategi tepat untuk mengembangkan guano asal Kertayasa. “Rencana yang akan dilakukan adalah membawa sampel guano ke laboratorium untuk menganalisa potensinya lebih lanjut,” kata Roffi. (rilis)*

Share this: