Prodi Sosiologi Unpad Gelar Diseminasi Hasil Praktikum Mahasiswa

Suasana pelaksanaan Diskusi Nasional Diseminasi Praktik Pembangunan Masyarakat dan Rekayasa Sosial” oleh program studi Sosiologi FISIP Universitas Padjadjaran secara virtual, Senin (26/6/2023).*

[Kanal Media Unpad] Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran menggelar Diskusi Nasional Diseminasi Praktik Pembangunan Masyarakat dan Rekayasa Sosial” secara virtual, Senin (26/6/2023).

Acara ini merupakan diseminasi hasil praktikum mahasiswa yang secara umum menjadi bagian implementasi program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka di tingkat Prodi Sosiologi Unpad. Acara ini tidak hanya diikuti mahasiswa Sosiologi Unpad, tetapi juga diikuti mahasiswa Prodi Sosiologi dari perguruan tinggi lain di Indonesia.

Dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad, program praktikum dilakukan selama semester ganjil tahun akademik 2022/2023. Selama satu semester, mahasiswa telah melakukan praktik pembangunan masyarakat di Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Ketua Program Studi Sosiologi Unpad Dr. Hery Wibowo, M.M., mengatakan, isu utama acara ini adalah mendorong pembiasaan antar mahasiswa untuk bertukar pikiran dan gagasan. Ini dilakukan mengingat salah satu tuntutan keterampilan nonteknis (softskill) di masa depan adalah kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan mampu melakukan complex problem solving.

“Dengan demikian, diseminasi hasil praktikum adalah salah satu wahana yang tepat untuk membangun hal tersebut, di mana sejak mahasiswa sudah dibiasakan untuk berbagi gagasan dan membuka ruang tukar pikiran,” kata Hery.

Acara ini menghadirkan pembicara kunci, yaitu Dosen Sosiologi Unpad Dr. Wahju Gunawan, M.Si., yang memaparkan materi “Peranan Sosiologi dalam Pembangunan Masyarakat”. Menurut Wahju, pembangunan masyarakat adalah serangkaian kegiatan program pembangunan oleh, dari, dan untuk masyarakat.

“Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat menjadi penting dalam sosiologi karena sosiologi merupakan ilmu tentang masyarakat, wajib mewadahi pembangunan masyarakat dan pemberdayaannya,” kata Wahju.

Lebih lanjut Wahju mengatakan, dalam rangka mengembangan profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat beserta sistem penjaminan kualitas kinerjanya, keberadaan sertifikasi profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat mutlak diperlukan. 

Pentingnya sertifikasi profesi akan memberikan implikasi kepada banyak pihak: masyarakat, institusi pengguna, dan fasilitator pemberdayaan masyarakat. 

Menutup paparannya, Wahju menyampaikan bahwa meninjau peranan sosiologi dalam pembangunan masyarakat sangat signifika. Tantangan ke depannya adalah menyinergikan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Kualifikasi Nasional Indonesia (SKKNI).

Acara kemudian dilakukan dengan presentasi hasil praktikum dengan urutan berbasis unit kelompok, yaitu unit yang mengupas isu di bawah payung Sosiologi Kesehatan/Lingkungan (Fakta Sosial Penanganan Sampah di lingkungan Masyarakat), kemudian Sosiologi Kebencanaan (Fakta Sosial Dayeuhkolot sebagai wilayah rentan banjir) dan Sosiologi Pendidikan/Keagamaan (Fakta Sosial kondisi pendidikan anak di Desa).

Presentasi tersebut dilakukan penanggapan khusus dari penanggap Bintang Renaldi, mahasiswa Universitas Bengkulu dan Yogi Pranata dari Universitas Maritim Raja Ali Haji. Mahasiswa dari luar Unpad sendiri berasal dari Universitas Riau, Universitas Udayana, dan Universitas Lambung Mangkurat. (rilis)*

Share this: