[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran melalui tim Pusat Penguatan Karakter dan Konseling (P2K2) telah menyusun nilai-nilai karakter mahasiswa Unpad bertajuk “Jatidiri”. Karakter “Jatidiri” ini terdiri dari enam kerangka karakter yang akan diperkuat dalam diri setiap mahasiswa Unpad.
Ketua tim P2K2 Unpad Karolina L. Dalimunthe, M.Psi., Psikolog, menjelaskan, enam kerangka karakter “Jatidiri” tersebut, yaitu jujur, bermanfaat, tangguh, komunikatif, peduli sosial dan lingkungan, serta berpikir reflektif.
Enam karakter ini bukan berasal dari pemikiran parsial, melainkan berdasarkan inti sari dari falsafah Unpad yang berasal dari Pola Ilmiah Pokok, budaya organisasi RESPECT, hingga konsep karakter mahasiswa “Jawara 5.0”. Inti sari ini kemudian digodok kembali untuk kemudian disepakati oleh seluruh pihak.
“Semua muatan dari falsafah itu jadi dasar, dan kami juga menerima pendapat dari semua sivitas Unpad termasuk alumni. Karakter apa yang diperlukan oleh mahasiswa dan apa juga yang diperlukan setelah jadi alumni,” kata Karolina.
Karolina melanjutkan, tim kemudian formulasikan berbagai masukan yang kemudian mengerucut pada tiga sumber, yaitu berdasarkan falsafah, data, dan kerangka teori. “Tiga sumber ini terus dicari petanya seperti apa. Kalau selama empat tahun kuliah realistisnya mau bagaimana. Ini yang penting, karena memang harus realistis,” tambahnya.
Enam karakter tersebut dinilai telah merepresentasikan berbagai aspek. Mulai dari sosial (kepedulian), performa (komunikasi dan tangguh), moral (jujur dan bermanfaat), serta intelektual (berpikir reflektif).
Jujur didefinisikan sebagai kepatuhan terhadap aturan dan keberanian menyatakan suatu fakta dengan sebenar-benarnya. Bermanfaat didefinisikan kesiapan seseorang untuk membantu orang lain. Tangguh didefinisikan sebagai kemampuan bertahan, beradaptasi, serta mengubah tantangan dan kesulitan menjadi kesempatan untuk berkembang, baik pada saat menyelesaikan tugas maupun saat bersosialisasi.
Selanjutnya, komunikatif didefinisikan sebagai kemampuan mendengarkan, menyampaikan informasi secara efektif, dan berinteraksi dengan memegang prinsip keragaman dan kesetaraan. Peduli sosial dan lingkungan adalah keterlibatan mahasiswa dalam berbagai kegiatan yang berkontribusi pada kemaslahatan masyarakat dan lingkungan.
Terakhir, berpikir reflektif adalah kemampuan seseorang melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap pengetahuannya berdasarkan pengalaman.
Bangun Lingkungan Ideal
Karolina menyampaikan, pilot project penerapan “Jatidiri” adalah pada masa pelaksanakan Penerimaan Mahasiswa Baru untuk mahasiswa baru tahun akademik 2023/2024. Mahasiswa akan terus dibentuk memiliki karakter “Jatidiri” hingga dia lulus nanti.
“‘Jatidiri’ ini akan diikuti mahasiwa baru di PMB, kemudian masuk ke TPB. Dia nanti ada kosong dulu sebelum masuk ke KKN akan dijembatani dengan kegiatan supercamp. Terus sampai nanti di akhir, diharapkan mahasiswa paham dan dipakai untuk kepentingan mereka,” paparnya.
Rencananya, ada pengukuran yang dilakukan secara kontinu, baik di tingkat awal, setiap semester untuk penilaian individu, serta penilaian tahunan untuk kelompok.
Namun, Karolina menegaskan bahwa “Jatidiri” ini tidak hanya diterapkan untuk mahasiswa baru. Mahasiswa yang selama ini berjalan juga akan diberikan program penguatan karakter serupa. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang representatif untuk mengimplementasikan “Jatidiri”.
Dengan demikian, ke depan “Jatidiri” akan menjadi suatu model. “Karena bicara nilai, ada pengaruh dari lingkungannya. Kalau mahasiswa baru sudah percaya model itu, tetapi lingkungannya berbeda sekali, itu tidak akan berhasil,” pungkasnya.*
