FPIK Unpad Gelar Acara Puncak Dies Natalis ke-18

FPIK Unpad
Kepala BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Pamuji Lestari menyampaikan orasi ilmiah dalam acara Acara Puncak Dies Natalis ke-18 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran yang digelar di halaman Gedung Dekanat FPIK Unpad, Jatinangor, Jumat (7/7/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

Laporan oleh Sulthan Adam Wizarddinan Hariono

[Kanal Media Unpad] Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan menggelar Acara Puncak Dies Natalis ke-18 yang digelar di halaman Gedung Dekanat FPIK Unpad, Jatinangor, Jumat (7/7/2023). Acara ini menghadirkan orasi ilmiah Kepala BKIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Pamuji Lestari.

Wakil Rektor Bidang Organisasi dan Perencanaan Unpad Prof. Drs. Yanyan Mochamad Yani, MAIR., Ph.D. menyampaikan di usia FPIK Unpad yang makin matang menunjukkan bahwa Unpad optimistis untuk bermanfaat dan mendunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan kiprah Unpad yang masuk dalam daftar perguruan tinggi terbaik dunia setiap tahunnya, termasuk upaya-upaya fakultas dalam membangun sistemnya.

“Pilar dalam hal peningkatan negosiasi akademik yang pertama adalah kalau kita lihat adanya sebuah sistem yang makin baik antara mutu kendali tingkat nasional dengan fakultas yang ada di Unpad,” ujar Prof. Yanyan

Sementara itu, Dekan FPIK Unpad Dr. sc. agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si. menyampaikan komitmen FPIK Unpad untuk menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan sektor perikanan dan kelautan. Ia juga berharap pada perubahan yang cepat terus dapat menghasilkan lulus berdaya saing global melalui kerjasama akademik, dan terus berinovasi.

“bekerja sama menjadi sebuah keniscayaan dan kita terus tingkatkan kerjasama kita membawa almamater kita menjadi jauh lebih hebat,” tutup Yudi.

Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara FPIK Unpad dan PT. Raesaka Amanah Widya Karya.

Orasi Ilmiah

Dalam orasi ilmiahnya, Pamuji Lestari menjelaskan tiga pengarusutamaan penjaminan mutu dan biosekuriti, antara lain prinsip ekonomi biru bagi keberlanjutan sumberdaya kelautan dan perikanan serta kesejahteraan masyarakat; peran strategis penjaminan mutu dan penerapan biosekuriti dalam ekonomi baru; dan kerja sama multipihak di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam implementasi sistem jaminan mutu dan penerapan biosekuriti.

Ia menegaskan bahwa Indonesia diapit oleh dua samudera sehingga memiliki beragam potensi, salah satunya berpotensi menjadi eksportir tuna terbesar dunia. Ini terwujud apabila didukung dengan pengelolaan produksi yang baik terlebih didukung dengan iklim tropis.

“Dari hasil data dan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan kami mendorong pertumbuhan sektor daya lebih cepat dari pada sektor tangkap, karena sumber daya kelautan tangkap perlahan akan berkurang karena over eksploitasi” kata Pamuji. (arm)*

Share this: