Menakar Peluang Riset dan Inovasi Perguruan Tinggi ke Dunia Industri

Innovator in Chief VINOV Indra Purnama menjadi pembicara pada webinar FAST TRACK Sharing FKG Unpad, 14 April 2023 lalu.*

Laporan oleh Anggi Kusuma Putri

[Kanal Media Unpad] Selain berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, aktivitas riset juga dapat melahirkan sejumlah peluang inovasi, nilai ekonomi, dan nilai manfaat untuk publik.

Hal ini disampaikan Indra Purnama, Innovator in Chief VINOV, dalam webinar FAST TRACK Sharing Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran “Pengembangan Inovasi Riset FKG Unpad” yang dilaksanakan secara daring, 14 April 2023 lalu.

“Mungkin di mata bapak/ibu dosen riset itu orientasinya pengembangan ilmu pengetahuan, dominannya seperti itu. Tapi mungkin yang tidak terlalu banyak disadari adalah di balik itu sebetulnya banyak sekali peluang yang lain yaitu di antaranya dengan inovasi dalam riset tersebut kita dapat memunculkan nilai ekonomi baru atau nilai manfaat kepada masyarakat sekitar,” ujar Indra dikutip dari laman FKG Unpad.

Menurut Indra, inovasi di bidang kesehatan dan ilmu hayati telah menarik minat banyak investor di seluruh dunia.

“Saat ini mereka menyadari dengan banyaknya teknologi, beragam kebutuhan dan keinginan manusia ini bisa dipenuhi dengan mudah, sehingga manusia memikirkan ke tahap berikutnya, bagaimana hidup supaya lebih panjang,” jelasnya.

Indra juga mengatakan bahwa saat ini mulai bermunculan investor-investor corporate venture dari perusahaan di bidang kesehatan yang aktif mendukung startup dan inovasi eksternal di bidang kesehatan, salah satunya adalah Pfizer.

“Bedanya peran strategis ketika sebuah startup diinvest oleh venture capital biasa, dibandingkan dengan corporate venture capital adalah support-nya akan lebih lengkap. Misalnya bukan hanya dana yang didapatkan, bisa saja fasilitas produksi, channel kepada distribusinya, atau akses kepada laboratorium-laboratorium yang mereka punya,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Indra juga menjelaskan cara untuk memanfaatkan peluang menarik investor startup. Hal ini dapat diawali dengan memahami dan menetapkan peran dalam rantai riset hingga komersialisasi.

“Riset itu bisa kita lanjutkan dengan inovasi hanya outputnya sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih efisien,” jelas Indra.

Selanjutnya, dapat dilakukan eksplorasi terhadap peluang inovasi lintas bidang keahlian. Menurut Indra, kerja sama lintas bidang diperlukan karena inovasi-inovasi yang unggul saat ini adalah inovasi yang lintas disiplin.

“Karena dengan seperti itu nilai manfaat dari inovasi tersebut akan optimal. Misalkan yang terkait dengan kedokteran gigi itu digital, teknik mesin, kimia, biologi, dan farmasi,” tambahnya.

Indra juga menambahkan pentingnya memanfaatkan ekosistem seperti dana riset, inkubator, STP, dan teknologi transfer office serta memahami dan mulai menjalani tahapan dan metodologi inovasi.

“Ketika kita punya ide dan belum tahu mengembangkannya menjadi produk jadi, kita dapat disupport dengan inkubator. Untuk dapat masuk ke pasar kita dapat di-support oleh akselerator lalu ada venture capital,” ujarnya.

Pembicara lain. Pengelola Inkubator Universitas Indonesia Ferie Budiansyah juga menyampaikan cara meningkatkan inovasi riset dalam industri. Menurut Ferie, kondisi ideal yang diinginkan oleh kampus di Indonesia pada saat melakukan penelitian, yaitu riset industri, publikasi jurnal dan masuk ke dalam dunia bisnis atau usaha rintisan.

Beberapa program peningkatan riset kampus yang dapat diadopsi oleh FKG Unpad, di antaranya dengan cara melakukan fasilitas riset kemitraan industri, workshop penulisan penelitian, melakukan startup bootcamp, melibatkan mahasiswa berbagai rumpun ilmu, melakukan kunjungan industri, fasilitas hibah industri atau kementerian, dan mengikuti lomba penelitian dosen atau mahasiswa.

Selain itu program-program yang dapat dilakukan oleh peneliti, yaitu melakukan pameran inovasi, mempublikasikan dan menyebarluaskan inovasi, serta melakukan press release terhadap inovasi-inovasi yang telah dilakukan.

“Ada metode yang dapat dilakukan peneliti yaitu riset demand pull dengan belanja masalah kepada industri, kita masukan industri menjadi bagian dari kita. Pada saat inovasi itu diluncurkan, kita dapat bermitra dengan industri tersebut dan kita akan dibantu dari sisi ekosistemnya,” ujar Ferie. (art)*

Share this: