FPIK Unpad
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran menjadi narasumber pada Knowledge Sharing dengan tema “Tips Memilih dan Memasak Seafood”. yang digelar Anggota Dharma Wanita Persatuan di Oseano Resto & Cafe Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, Jatinangor, Selasa (28/02/2023). (Foto: Dadan Triawan)*

Laporan oleh Anggi Kusuma Putri

[Kanal Media Unpad] Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai cara memilih dan memasak boga bahari atau seafood, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Padjadjaran mengadakan Knowledge Sharing dengan tema “Tips Memilih dan Memasak Seafood”.

Kegiatan ini dilaksanakan di Oseano Resto & Cafe Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, Jatinangor, Selasa (28/02/2023) dengan narasumber dosen FPIK Unpad Aulia Andhikawati, S.Pi., M.Si. Pada kesempatan tersebut, Aulia memberikan tips agar seafood yang kaya akan nutrisi bisa dikonsumsi dalam keadaan yang baik.

Hewan laut khususnya ikan, yang pada tubuhnya terkandung sekitar 80-90% air cenderung lebih cepat membusuk, sehingga dikategorikan sebagai bahan makanan yang cepat rusak. Oleh karena itu, butuh penanganan khusus agar ikan tetap segar dan bisa dikonsumsi oleh keluarga dalam keadaan yang baik.

Pada kegiatan Knowledge Sharing tersebut, Dosen Program Studi Perikanan PSDKU Unpad di Pangandaran ini membagikan empat tips penanganan ikan mentah yang disingkat menjadi A, B, C, D, yaitu ati-ati (hati-hati), bersih, cepat, dan dingin.

Penanganan ikan mentah perlu dilakukan secara hati-hati karena ikan memiliki tekstur yang cenderung lebih lunak, sehingga harus hati-hati agar keadaan ikan tidak rusak.

Faktor kebersihan juga penting diperhatikan. Bukan hanya kebersihan ikan, semua alat yang akan digunakan untuk menangani ikan juga harus dalam keadaan bersih agar tidak terjadi kontaminasi silang.

“Semuanya harus bersih, artinya wadahnya bersih, ikannya harus dicuci bersih,” jelasnya.

Selanjutnya adalah cepat dalam mengolah ikan mentah. Untuk mencegah cepatnya proses pembusukan, ikan tidak boleh terlalu lama disimpan di suhu ruang.

Tips terakhir adalah dingin, artinya ikan mentah yang sudah bersih harus segera disimpan di lemari es atau lapisan es batu agar tidak mempercepat proses pembusukan pada ikan.

Selain itu, Aulia juga membagikan beberapa tips untuk memilih ikan mentah yang masih segar. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah melihat kenampakan ikan secara keseluruhan. Artinya, bagian-bagian ikan yang terdiri dari kepala, badan, serta ekor harus dalam keadaan utuh.

“Kalau misalkan dilihat itu harus ikan yang utuh, artinya tidak ada bagian yang hilang. Kalau ada bagian yang hilang berarti ada kesalahan dalam handling,” kata Aulia.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah meraba permukaan kulit ikan. Lendir pada kulit ikan yang bening dan sedikit menjadi ciri bahwa ikan tersebut masih segar. Sebaliknya, apabila lendir pada kulit ikan sudah banyak dan cukup tebal, maka artinya ikan sudah mengalami penurunan mutu atau mulai membusuk.

Selanjutnya adalah menekan badan ikan untuk mengetahui kesegaran pada ikan mentah. Badan ikan yang masih segar masih elastis dan akan kembali ke bentuk semula jika ditekan.

“Tapi kalau misal ditekan ternyata sudah nggak balik lagi, berarti sudah tidak segar. Jaringan di dalam daging ini sudah longgar, membentuk jari kita,” jelas Aulia.

Membedakan ikan yang masih segar dan sudah tidak segar juga bisa dilihat dari warna insang. Insang ikan yang berwarna merah segar menandakan kondisi ikan yang masih segar. Sebaliknya, insang yang sudah berubah warna menjadi merah pucat menjadi ciri ikan yang sudah tidak segar.

 “Harus bisa membedakan mana merah segar dan merah pucat,” jelasnya.

Hal terakhir yang dapat dilakukan saat membedakan ikan mentah yang masih segar dan tidak segar adalah mencium aromanya. Ikan yang masih segar memiliki aroma amis yang khas, sedangkan ikan mentah yang sudah menurun kualitasnya memiliki aroma yang asam atau tidak sedap. (art)*

Share this: