Pusdi Komunikasi Lingkungan Unpad Gelar Pelatihan Penanganan Ular

pusat studi unpad
Narasumber dari Yayasan Sioux Indonesia memaparkan mengenai manajemen penanganan ular pada pelatihan “Snake Handling Trainin” yang diikuti sejumlah mahasiswa dan tenaga keamanan kampus di kampus Fikom Unpad, Jatinangor, Sabtu (25/03/2023). (Foto: Riwisna Putunanga)*

Laporan oleh Riwisna Putunanga

[Kanal Media Unpad] Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran bersama Yayasan Sioux Indonesia menggelar pelatihan penanggulangan ular “Snake Handling Training” yang diikuti sejumlah mahasiswa dan tenaga keamanan kampus di kampus Fikom Unpad, Jatinangor, Sabtu (25/03/2023).

Ketua Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Fikom Unpad Dr. Uud Wahyudin, M.Si., mengatakan bahwa tenaga keamanan menjadi target peserta dalam kegiatan kali ini. Harapannya, tim keamanan tidak hanya melakukan pengamanan masyarakat di kampus, tetapi juga mampu melakukan penanganan satwa khususnya ular.

Dosen Fikom Unpad sekaligus aktivis satwa  Dr. Herlina Agustin, S.Sos., M.T., menjelaskan pelatihan ini digelar karena masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui tindakan yang harus dilakukan pertama kali saat menemukan ular.

“Seperti yang kita ketahui ya, bahwa ular itu seperti tetangga kita yang dapat dijumpai di mana saja. Dan terkadang banyak orang yang tidak tahu cara mengatasi ular dan langsung membunuh ular tersebut” katanya.

Salah satu instansi yang pertama kali dihubungi masyarakat ialah satpam. Maka kegiatan ini berguna untuk mengedukasi satpam agar mampu menangani ular tersebut, baik untuk melindungi masyarakat ataupun satwa itu sendiri.

“Sasarannya utamanya satpam terlebih dahulu, hal ini karena nantinya bila ada ular akan segera dibawa ke penampungan yang kita punya,” ujar Herlina.  

Tidak hanya edukasi cara menangani ular, bersama dengan aktivis Yayasan Sioux Indonesia peserta diajarkan mengenai bagaimana mengidentifikasi ular, pemahaman dasar mengenai jenis ular serta tindakan apa saja yang dapat dilakukan bila terdapat korban.

“Kita dapat menggunakan alat sederhana untuk menangkap ular, dengan sapu misalnya” ujar Gaza salah seorang aktivis satwa Yayasan Sioux Indonesia.

Ia juga menambahkan bahwa ketika ular tersebut melukai seseorang, langkah pertama ialah jangan panik dan segera bersihkan dengan air mengalir dan lakukan tiga hal penting; tekan, tahan, dan tinggikan agar tidak terkontaminasi dengan bakteri. Selain itu, segera pindai bagian yang terluka agar tidak banyak bergerak.

Selain nantinya ular akan dikembalikan kea lam habitatnya, ular yang terkumpul juga akan dipelihara di laboratorium yang akan digunakan untuk penelitian mahasiswa.

“Harapannya agar kita sebagai manusia dengan satwa dapat hidup saling berdampingan, agar ekosistem yang ada tetap terjaga,” tambah Herlina.(arm)*

Share this: