Perguruan Tinggi Perlu Siapkan Strategi Wujudkan Indonesia Emas 2045

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti bersama moderator Wahyu Dhiyatmika dalam acara diskusi Ngobrol Tempo “Kebangkitan Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045” secara virtual, Senin (15/8/2022).*

[Kanal Media Unpad] Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti mengatakan, ada beberapa upaya yang perlu dilakukan perguruan tinggi dalam berkontribusi mendukung Indonesia Emas pada 2045.

“Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, bagaimana kampus merespons perubahan di eksternal, bagaimana kampus menjawab hal itu dalam pendidikan mahasiswa, dan bagaimana kampus bisa berbuat banyak siapkan Indonesia emas 2045,” kata Rektor saat menjadi pembicara pada diskusi Ngobrol Tempo “Kebangkitan Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045” secara virtual, Senin (15/8/2022).

Salah satu capaian dari Indonesia Emas adalah peningkatan pendapatan perkapita yang diproyeksikan sebesar 29 – 30 ribu Dolar AS. Jika dikalkulasikan, pendapatan perkapita masyarakat Indonesia berkisar Rp 30 juta/bulan. Ini berarti, harus ada penciptaan nilai tambah luar biasa oleh banyak masyarakat Indonesia.

Mengutip data Organisation for Economic Co-operation and Develompment (OECD) 2019, Rektor menyebut bahwa akan ada 300 juta lulusan perguruan tinggi pada 2030 mendatang. Dari jumlah tersebut, lima persen di antaranya disumbang dari Indonesia.

Kendati demikian, kata Rektor, kontribusi Indonesia masih kalah dengan Tiongkok yang sebesar 27 persen dan India sebesar 23 persen. “Kalau katakan saja Indonesia negara besar, maka Indonesia harus memproduksi angkatan kerja berpendidikan tinggi lebih banyak lagi,” ujarnya.

Untuk mengejar proyeksi loncatan pendapatan perkapita pada 2045 mendatang, Rektor mendorong perguruan tinggi menyiapkan lulusan yang produktif. Reformasi kualitas lulusan diperlukan sehingga lulusan perguruan tinggi mampu berkarier hingga akhir hayat, siap menjadi pemimpin, inventor dan menciptakan bisnis baru.

“Pasar kerja berubah, perguruan tinggi harus menjamin lulusan terserap bisa bekerja. Tidak boleh ada pengangguran, Indonesia emas tidak akan tercapai,” kata Rektor.

Pandemi Covid-19 telah memberi warna baru bagi pengembangan lulusan perguruan tinggi. Transformasi digital menjadi hal yang tidak bisa terelakkan. Hal ini juga perlu diperhatikan perguruan tinggi dalam menyiapkan lulusan yang melek digital.

Rektor menambahkan, transformasi digital mendorong pergseran keterampilan mahasiswan dan lulusan. Karena itu, mahasiswa tidak hanya menguasai disiplin ilmunya, tetapi juga dilengkapi dengan pengayaan disiplin ilmu lain, seperti kemampuan digital, pengetahuan lingkungan, hingga pembekalan keterampilan masa depan.

Diskusi yang digelar Tempo Media Group ini menghadirkan para tokoh nasional. Pada sesi pendidikan, selain Rektor, diskusi juga menghadirkan Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbudristek RI Irini Dewi Wanti, Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang Dr. Ahmad Amarullah, dan Rektor Binus University Prof. Dr. Ir. Haryanto Prabowo, M.M.*

Share this: