Pakar Unpad: Nikmat Kemerdekaan Dorong Individu Berpikir Maslahat

Suasana
Suasana Webinar Kajian Keagamaan dengan tema “Momentum Peringatan Tahun Baru Hijriah dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia untuk Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Maslahat Demi Kemajuan Bangsa”, Rabu (17/8/2022).*

[Kanal Media Unpad] DKM Masjid Raya Universitas Padjadjaran mengadakan Webinar Kajian Keagamaan dengan tema “Momentum Peringatan Tahun Baru Hijriah dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia untuk Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Maslahat Demi Kemajuan Bangsa”, Rabu (17/8/2022).

Narasumber utama dalam agenda ini Guru Besar Fakultas Kedokteran yang juga Rektor ke-11 Unpad Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr dan bertindak sebagai Moderator adalah Ketua Umum Pengelola Masjid di lingkungan Universitas Padjadjaran, Dr. Hadiyanto A. Rachim, S.Sos., M.I.Kom

Dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad, Prof. Tri  mengatakan bahwa peringatan hari kemerdekaan semestinya dapat menjadi titik berangkat ke stasiun visi berikutnya. Pertanyaan universal yang setiap detik perlu didengungkan oleh warga negara adalah apa dan bagaimana sebaiknya kemerdekaan diisi?

Ditekankan Prof. Tri, nikmat kemerdekaan sejatinya mengajak individu untuk dapat berpikir maslahat atau adanya implikasi positif yang dapat dirasakan oleh banyak orang.

Perguruan tinggi seyogianya menjadi lokomotif perubahan, serta pilot dari momentum hijrah dan kemerdekaan. Perguruan Tinggi adalah pencetak SDM Berkualitas, yang tidak boleh berhenti menghasilkan manusia yang semakin tinggi level edukasinya, sehingga mampu memberikan level manfaat yang jauh lebih besar.

“Jangan terlarut dalam euforia kemerdekaan saja, turunkan dalam langkah nyata untuk menghasilkan impact, ataupun maslahat yang nyata manfaatnya,” kata Prof. Tri.

Negara yang merdeka adalah kendaraan bagi warga negaranya untuk mengeluarkan kinerja terbaik, berperilaku kontributif terbaik pada lingkungan sosial dan alam di sekitarnya. Melalui kemerdekaan, setiap individu punya kesempatan seluas-luasnya untuk menghasilkan ragam perilaku baik dan bermanfaat sebagai wujud rasa bersyukurnya.

Para pendidik pun perlu mendorong warga belajarnya untuk berpikir lebih luas dan di level yang lebih tinggi (high order thinking). Bukan sekadar mendorong mahasiswa menghafal, memahami dan mempraktikkan. Lebih jauh dari itu memberanikan mereka untuk menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan hal-hal yang baru.

Prof. Tri mengatakan, pembelajaran tranformatif (transformative learning) sejatinya adalah proses yang memberanikan peserta didik untuk terus melakukan refleksi perjalanan belajarnya, memaknai langkah demi langkah yang telah ditempuhnya, serta kesediaan untuk memperbaiki kesalahannya.

Dengan demikian, bagi pembelajar transformatif, setiap waktu (detik, menit, hari, bulan) adalah momentum hijrah untuk lebih memerdekakan pola pikirnya serta membumikan maslahat dari proses pendidikan yang ditempuhnya. (rilis)*

Share this: