Etnomatematika Buat Pelajaran Matematika Jadi Lebih Asyik

Guru Besar
Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Budi Nurani Ruchjana, M.S., menjadi pembicara pada acara Keurseus Budaya Sunda “Etnomatematika dina Budaya Sunda” yang digelar Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad secara virtual, Rabu (8/6/2022).*

[Kanal Media Unpad] Matematika kerap menjadi bidang ilmu yang dianggap sulit dan membosankan oleh siswa. Padahal, matematika bisa diajarkan dengan mudah kepada siswa melalui penerapan kearifan lokal di masyarakat. Metode yang bisa mengakomodasi hal tersebut adalah etnomatematika.

Menurut Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Budi Nurani Ruchjana, M.S., etnomatematika merupakan kajian yang mengaitkan hubungan antara matematika dan budaya. Konsep ini dinilai lebih mudah diterapkan untuk pengajaran matematika kepada siswa.

“Biasanya (materi) yang susah diajarkan kalau menggunakan pendekatan secara budaya itu lebih mudah,” ungkap Prof. Budi saat menjadi pembicara pada Keurseus Budaya Sunda “Etnomatematika dina Budaya Sunda” yang digelar Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Unpad secara virtual, Rabu (8/6/2022).

Prof. Budi menjelaskan, penerapan etnomatematika dalam pelajaran sekolah bisa menggunakan metode menyenangkan, antara lain mengenalkan sifat bangunan datar, pengukuran waktu, faktor hingga operasi angka melalui permainan tradisional, hingga pengenalan bidang simetris melalui tari tradisional.

Dengan melakukan pengajaran melalui permainan tradisional, “ketakutan” akan pelajaran matematika menjadi hilang. Untuk itu, etnomatematika sangat potensial untuk diaplikasikan dalam aktivitas belajar mengajar.

“Kalau sekarang siswa ditanya, ‘pelajaran apa yang paling sulit?’ biasanya jawabannya matematika. Mungkin karena harus menghafal rumus, tidak mengerti konsep. Kalau sambil bermain, anak akan suka,” paparnya.

Etnomatematika sendiri bukanlah kajian baru dalam bidang matematika. Konsep ini menjadi salah satu kompetensi tambahan dalam klasifikasi ilmu matematika di dunia. Di Indonesia sendiri, telah banyak telaah dan penelitian yang mengangkat mengenai etnomatematika.

Prof. Budi mengatakan, melalui etnomatematika, pengajaran matematika diharapkan dapat optimal diajarkan kepada pelajar maupun masyarakat. Masyarakat pun menjadi lebih mengenal berbagai warisan kebudayaan yang berkaitan erat dengan matematika.

Di Jawa Barat sendiri, banyak istilah dan simbol yang menjadi alat ukur matematika dalam masyarakat Sunda. Berbagai teknik untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, luas, hingga volume disimbolkan melalui berbagai istilah.

Selain itu, ada pula istilah untuk mengukur waktu hingga rumus efektif untuk menghitung hari yang bisa dijabarkan secara ilmiah. Sejumlah penelitian juga telah menjelaskan mengenai peran matematika dalam beragam aktivitas dan kesenian tradisional, seperti tari-tarian, motif batik, hingga penentuan tanggal nikah, pertanian, dan pencarian benda hilang.

Karena memiliki peran penting, Prof. Budi mengatakan, konsep etnomatematika juga mampu mendukung pelestarian budaya berbasis pada aktivitas sehari-hari, adat istiadat, dan pengetahuan tradisional.

“Kajian ini juga diharapkan bisa mendukung kemajuan pariwisata di Indonesia,” pungkasnya.*

Share this: