RSPTN Unpad akan Kembangkan Tiga Pusat Unggulan

Ketua tim pengembangan RSPTN Unpad Prof. Dr. Ace Tatang Hidayat menyampaikan presentasi mengenai rencana pendirian RSPTN Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (22/4/2022). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Rencana hadirnya Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) Universitas Padjadjaran di kampus Jatinangor diharapkan mampu berkontribusi dalam penambahan jumlah rumah sakit di Jawa Barat. Selain itu, RSPTN Unpad akan didorong menjadi pusat unggulan pengembangan kualitas pendidikan dan riset di rumpun kesehatan.

Ketua tim pengembangan RSPTN Unpad Prof. Dr. Ace Tatang Hidayat menjelaskan, ada tiga pusat unggulan yang akan dikembangkan di RSPTN Unpad. Pusat unggulan tersebut mencakup penguatan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan, serta mencakup kekuatan Unpad yang sudah dilakukan selama pandemi Covid-19.

“Kekuatan kita di masa dan setelah pandemi itu harus menjadi keunggulan di rumah sakit ini,” kata Prof. Ace saat menjelaskan mengenai rencana pengembangan RSPTN Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (22/4/2022).

Pusat unggulan pertama adalah Trauma Center. Prof. Ace mengatakan, pengembangan pusat unggulan trauma didasarkan pada kondisi sosial di sekitar kampus Jatinangor. Di wilayah Bandung Timur, ada 52 pabrik skala besar yang beroperasi. Banyaknya pabrik ini membuat risiko kecelakaan kerja juga menjadi tinggi.

Karena itu, RSPTN Unpad akan hadir dalam memberikan pelayanan khususnya terhadap penanganan kecelakaan kerja.

Guru Besar Fakultas MIPA Unpad tersebut memaparkan, pusat unggulan kedua dikembangkan untuk penanganan stunting. Stunting Center untuk mendukung upaya pemerintah dalam menangani masalah stunting di masyarakat. Jawa Barat sendiri belum memiliki pusat yang khusus menangani stunting, padahal angka stunting di provinsi ini masih cukup tinggi.

“Melalui Stunting Center ini, pelayanan tumbuh kembang dilakukan secara paripurna, sehingga tidak lagi di layanan primer,” tambahnya.

Pusat unggulan ketiga dikembangkan ke arah penyakit infeksi. Diakui Prof. Ace, penyakit infeksi masih menjadi masalah di Indonesia. Pusat ini akan terintegrasi dengan Laboratorium BSL-3 yang berada di Gedung Lab Sentral Unpad.

Selain itu, pengembangan pusat unggulan ini juga didasarkan pada adanya kekuatan aktivitas riset yang dilakukan Unpad mengenai penyakit tuberkulosis.

Prof. Ace mengatakan, hadirnya RSPTN Unpad di Jatinangor juga memiliki posisi strategis. Akses kampus yang makin mudah setelah hadirnya gerbang tol Jatinangor akan membuat RSPTN Unpad menjadi rujukan untuk rumah sakit lain. Pendirian RSPTN Unpad sendiri akan dikembangkan ke arah tipe B.

“Ke depan akan berkembang menjadi rumah sakit tipe A,” ujar Prof. Ace.*

Share this: