Munculkan Karakter “Jawara 5.0”, Unpad Siapkan Pola Pengembangan Kemahasiswaan

jawara 5.0
Anggota tim penyusun dokumen pembinaan kemahasiswaan Unpad Dr. Hery Wibowo, M.M., memaparkan mengenai rancangan pola pembinaan kemahasiswaan dalam kegiatan Lokakarya “Rembug Kemahasiswaan” di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda Nomor 4, Bandung, Sabtu (20/11/2021). (Foto: Dadan Triawan)*

[Kanal Media Unpad] Universitas Padjadjaran tengah menyiapkan pola pembinaan kemahasiswaan. Pola ini diharapkan dapat membentuk mahasiswa Unpad menjadi lulusan yang berkompeten dan memiliki karakter “Jawara 5.0”.

Direktur Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad Dr. Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam menuturkan, peta jalan (roadmap) pengembangan kemahasiswaan Unpad telah selesai dirancang. Peta jalan tersebut meliputi pembinaan saat mahasiswa mulai masuk hingga selesai menyelesaikan studinya.

Meski demikian, rancangan ini masih memerlukan sosialisasi dan masukan dari berbagai pihak, khususnya dari para penggerak kemahasiswaan di tingkat fakultas.

“Kalau misalkan semua sudah mengenal dan tahu, kita bisa bersama melaksanakan roadmap kemahasiswaan tersebut,” kata Boy dalam kegiatan Lokakarya “Rembug Kemahasiswaan” di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda Nomor 4, Bandung, Sabtu (20/11/2021).

Boy menjelaskan, “Jawara 5.0” menjadi karakter yang perlu ditanamkan kepada mahasiswa Unpad. Jargon ini merupakan akronim dari jago, wani, dan rancage. Tiga sikap tersebut mencerminkan kualitas mahasiswa Unpad di bidang akademik maupun kemahasiswaan.

Anggota tim penyusun dokumen pembinaan kemahasiswaan Unpad Dr. Hery Wibowo, M.M., memaparkan, frasa jago dimaknakan sebagai seorang yang unggul, dengan memiliki kemampuan yang kompeten, kompetitif, dan produktif.

Frasa wani dimaknakan sebagai sikap ksatria yang di dalamnya memiliki sikap patriotik, religius, dan teknopreneur. Sementara rancage dimaknakan sebagai sikap mahasiswa yang kreatif, inovatif, dan inisiatif.

Hery menjelaskan, karakter Jawara 5.0 tidak bisa dimiliki secara tiba-tiba. Diperlukan proses yang sistematis dan terukur. Karena itu, Unpad telah menyiapkan rancangan pembinaan kemahasiswaan yang dimulai sejak duduk di semester satu hingga semester akhir.

“Harus ada program dan rangkaian kegiatannya, sehingga kita bisa menyebutkan bahwa mereka sudah mulai berkarakter seperti yang diharapkan,” kata Hery.

Secara dasar, program ini meliputi empat tahap pelaksanaan selama empat tahun. Di tahun pertama, mahasiswa akan disiapkan melalui program pembinaan. Tahun kedua, mahasiswa diharapkan mulai tumbuh dan berkinerja.

Di tahun ketiga, mahasiswa diharapkan dapat mencetak prestasi terbaiknya berdasarkan hasil pembinaan dan pengembangan tersebut. Sementara di tahun keempat, mahasiswa sudah mulai mengaktulisasikan diri di kehidupan nyata.

Lebih lanjut Hery memaparkan, melalui pembinaan ini, ada jenjang karier dan orientasi yang tepat dalam menentukan pembinaan mahasiswa. Di tahun pertama, seluruh mahasiswa baru berhak mengikuti rangkaian kurikulum kemahasiswaan tingkat dasar. Dari situ mahasiswa mulai tersaring untuk mengikuti program pembinaan selanjutnya.

“Sebagai contoh, LKMM pra-dasar idealnya diikuti oleh seluruh mahasiswa baru. Tapi kemudian, mulai tersaring, siapa yang ikut LKMM dasar, siapa yang ikut kader bangsa, demikian juga orientasi minat bakat, diikuti oleh semua, nanti mulai tersaring untuk mengikuti pembinaan selanjutnya,” paparnya.

Diharapkan, program Satu Mahasiswa Satu Prestasi yang digulirkan Unpad dapat terwujud oleh setiap mahasiswa. “Prestasi itu bukan karena mahasiswanya jago, tetapi ada pembinaan yang terstruktur,” kata Hery.

Lokakarya ini diikuti oleh para Manajer Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Alumni di lingkungan fakultas serta tim adhoc kemahasiswaan di lingkungan Unpad.*

Share this: