Kurangi Pemanasan Global, Alih Sumber Energi Saja Tidak Cukup

pemanasan global
Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Prof. Dr. rer.nat. Yudi Rosandi, M.Si., saat menjadi pembicara pada
pemanasan global
Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Prof. Dr. rer.nat. Yudi Rosandi, M.Si., saat menjadi pembicara pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Bumi, Iklim, dan Nobel Fisika 2021” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (13/11/2021).*

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Yudi Rosandi, M.Si., mengatakan, bijak dalam menggunakan energi adalah satu-satunya cara untuk meredam laju pemanasan globa di Indonesia.

“Penyelesaian masalah iklim tidak dapat hanya dilakukan dengan alih sumber energi. Apalagi hanya sekadar popularitas,” kata Prof. Yudi pada diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Bumi, Iklim, dan Nobel Fisika 2021” yang digelar Dewan Profesor Unpad secara virtual, Sabtu (13/11/2021).

Prof. Yudi menilai, alih sumber energi tetap akan membawa petaka bila tidak bijak menggunakannya. Kalau konsumsi energi tetap dibiarkan tidak ada pengawasan, energi baru sekalipun tetap akan membawa petaka.

Alih sumber energi, kata Prof. Yudi, seharusnya dilakukan dengan berlandaskan pada kesadaran dalam menjaga lingkungan hidup, bukan semata mencari sumber energi murah atau mengejar keuntungan ekonomi.

Karena itu, satu-satunya cara praktis yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemanasan global adalah menggunakan energi sesuai keperluan. Aktivitas manusia dapat dilakukan tanpa harus selalu menggunakan bahan bakar.

Lebih lanjut Guru Besar bidang Ilmu Komputasi Fisik ini menjelaskan, Indonesia termasuk boros dalam penggunaan energi. Fenomena ini tidak diimbangi dengan manajemen pengelolaan energi yang baik.

“Sebagai contoh, perumahan kita itu rata-rata 900 watt. Akan tetapi peralatan rumah tangga yang digunakan kebanyakan boros energi,” kata Prof. Yudi.

Padahal, dari setiap aktivitas yang dilakukan manusia dapat menghasilkan panas yang bisa menyumbang pemanasan global. “Akibatnya, kita harus betul-betul aware terhadap yang kita lakukan. Sekecil apapun aktivitas bisa berikan kontribusi terhadap pemanasan global,” ujar Prof. Yudi.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Yudi memaparkan temuan tiga ilmuwan peraih Nobel Prize 2021 bidang Fisika, yaitu Syukuro Manabe, Klaus Hasselman, dan Giorgio Parisi. Studi ketiganya terkait fenomena kacau (chaotic) dan ketidakteraturan dalam bidang fisika kompleks, khususnya pada aspek perubahan iklim dan cuaca.*

Share this: