Menteri Trenggono: Penangkapan Terukur Ciptakan “Multiplier Effects” bagi Pembangunan

penangkapan terukur
Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono memaparkan mengenai kebijakan penangkapan terukur dalam acara embukaan International Virtual Summer Program 2021 FPIK Unpad secara virtual, Senin (30/8).*

[unpad.ac.id] Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa kebijakan penangkapan terukur dibangun atas pertimbangan ekologi dan ekonomi. Kebijakan penangkapan terukur memiliki efek ganda (multiplier effects) bagi pembangunan nasional.

Hal tersebut disampaikan Trenggono dalam acara pembukaan International Virtual Summer Program 2021 FPIK Unpad sekaligus kuliah perdana semester ganjil 2021/2022 bagi mahasiswa FPIK Unpad, Senin (30/8).

Dikatakan Trenggono, selain sebagai penopang ketahanan pangan, kebijakan tersebut akan memberikan manfaat, salah satunya adanya pengelolaan sumber daya laut yang baik dengan tetap menjaga kelestarian ekologi.

Selain itu, kebijakan ini diyakini dapat menciptakan banyak lapangan kerja di sektor kelautan dan perikanan, dapat meningkatkan distribusi pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah, serta dapat meningkatkan kontribusi ekonomi di sektor kelautan dan perikanan.

“Harapan ke depan, implementasi kebijakan penangkapan terukur ini dapat mewujudkan laut yang sehat, laut yang bersih, laut yang tangguh, laut yang aman, dan laut yang produktif untuk Indonesia Makmur,” kata Trenggono.

Kebijakan penangkapan terukur merupakan bagian dari program terobosan KKP periode 2021-2024 dalam membangun sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan untuk kesejahteraan.

Salah satu programnya yaitu peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk kesejahteraan nelayan melalui kebijakan penangkapan terukur di setiap wilayah pengelolaan perikanan.

Pada kesempatan tersebut, Trenggono juga berpesan kepada generasi muda untuk terus mengasah diri sehingga siap untuk berkompetisi dalam arus globalisasi.

“Tetap miliki kepribadian yang baik, bertangung jawab, dan amanah. Kelak saudara-saudari yang akan meneruskan mengelola sumber daya alam Indonesia,” pesannya.

Summer Program

Dalam kesempatan tersebut, FPIK Unpad menggelar program International Virtual Summer Program “Coastal Vulnerability: Prediction, Assesment, and Adaptation”. Selama dua minggu, sebanyak 186 peserta dari 27 perguruan tinggi di 13 negara akan mengikuti sejumlah program yang telah disiapkan.

Project Officer Summer Program FPIK Unpad Fittrie Meyllianawaty Pratiwy, Ph.D., mengatakan, pelaksanaan Summer Program ini diikuti secara virtual oleh para peserta. Selain menggunakan aplikasi Zoom, peserta juga akan menggunakan MOOC Live Unpad sebagai sarana pembelajaran.

Dekan FPIK Unpad Dr. Sc. Agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si. berharap kolaborasi Unpad dengan berbagai institusi yang terlibat dapat diperkuat. Menurutnya, acara ini juga merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan menuju Unpad mendunia.

Acara dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti. Rektor juga berharap melalui acara ini dapat ditingkatkan jejaring kolaborasi Unpad dengan berbagai universitas di tingkat internasional, terutama terkait  pendidikan dan riset di bidang perikanan, kelautan, dan wisata  bahari.

Para peserta pun diharapkan dapat memperoleh ilmu dan pengalaman berharga dari acara ini.

“Kegiatan ini merupakan kesempatan bagus untuk meningkatkan pengetahuan di bidang perikanan, kelautan, dan wisata bahari. Saya harap kita bisa memperoleh pengalaman, ilmu, dan teman baru dari peserta,” harap Rektor.(arm)*

Share this: