Dosen FPIK Unpad Raih Juara I Lomba Karya Tulis di Unis Syekh Yusuf

Noir Primadona Purba, M.Si.*
Noir Primadona Purba, M.Si.*

[unpad.ac.id] Dosen Departemen Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Noir Primadona Purba, M.Si., meraih juara pertama pada Lomba Karya Tulis Dosen dan Mahasiswa yang digelar Universitas Islam (Unis) Syekh Yusuf, Tangerang, akhir Juli lalu.

Noir berhasil meraih juara pertama pada kategori dosen pada lomba karya tulis bertema “Pembelajaran Abad 21 di Masa Pandemi: Dinamika, Tantangan, dan Peluang” tersebut. Sekira 400 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen dari perguruan tinggi se-Indonesia mengikuti lomba karya tulis ini.

Pada kompetisi tersebut, Noir membawakan topik “Revaluasi Aktivitas di Pendidikan Tinggi Setelah Pandemik Covid-19: Studi Kasus di Negara Berkembang”. Dalam makalahnya, Noir menyatakan bahwa sistem pendidikan di perguruan tinggi merupakan paling kompleks dan bervariasi.

Untuk itu, Noir menggagas, guna mengantisipasi pendidikan tinggi yang terdampak akibat pandemi Covid-19, terutama untuk negara berkembang, diperlukan strategi yang komprehensif.

Dalam rilis yang diterima Kantor Komunikasi Publik Unpad, Noir memaparkan, pembelajaran dengan sistem daring memiliki beragam tantangan, salah satunya infrastruktur yang tidak merata di Indonesia.

“Di negara berkembang lain permasalahan sistem daring yakni terbatasnya diskusi lanjutan setelah kuliah dan seringnya miss-informasi. Studi lainnya juga menunjukkan bahwa partisipasi mahasiswa menjadi berkurang dan tidak transparan,” tulis Noir.

Namun, di sisi lain, ada pengaruh positif yang dirasakan, yaitu sistem administrasi yang bertransformasi ke sistem daring, sehingga jauh lebih mudah. Selain itu, mahasiswa juga memperoleh kesempatan luas untuk mencari pekerjaan tambahan dan juga magang.

Agar perguruan tinggi tetap menjadi garda terdepan dalam misi pembangunan nasional, diperlukan adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembelajaran, infrastruktur, dan kesiapan sumber daya agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

Selain itu, pembaruan dalam pengajaran mutlak dilakukan secara simultan dan bervariasi. “Pembelajaran secara daring hanya salah satu metode untuk melakukan transfer ilmu,” tambah Noir.

Noir pun mendorong, perguruan tinggi wajib memberi ruang kreatvitas kepada sivitas akademika untuk memperluas wawasannya.

“Pada akhirnya, Quality Assurance wajib dilakukan untuk melihat sistem kurikulum yang terbaik dan mengevaluasi ketimpangan pendidikan di berbagai daerah,” kata Noir.(rilis)*

Share this: