Unpad Gelar Halalbihalal, Perkuat Silaturahmi dan Sinergi

halalbihalal
Ustaz Dr. H. Das’ad Latif mengisi ceramah dalam acara halalbihalal keluarga besar Universitas Padjadjaran yang disiarkan secara langsung dari Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Rabu (19/5). (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id] Universitas Padjadjaran menyelenggarkan halalbihalal keluarga besar yang disiarkan secara langsung dari Bale Sawala, Gedung Rektorat kampus Jatinangor, Rabu (19/5). Tahun ini, acara mengangkat tema “Perkuat Silaturahim untuk Bersinergi Melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru”.

Pada kesempatan tersebut, Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti mengapresiasi adanya sinergi dalam keluarga besar Unpad. Selain itu, warga Unpad juga tetap optimistis menghadapi setiap tantangan, terutama pandemi Covid-19.

“Dengan memperkuat silaturahmi dan bersinergi, tentu dengan keimanan kita semakin tinggi, maka seharusnya kita semakin siap menghadapi berbagai perubahan dan tantangan hari ini dan ke depan yang dihadapi bangsa, khususnya juga Unpad,” ujar Rektor.

Acara halalbihalal tahun ini merupakan kali kedua diselenggarakan dalam situasi pandemi Covid-19. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang diselenggarakan penuh secara daring, tahun ini, acara diselenggarakan kombinasi daring dan luring. Acara luring di Bale Sawala dihadiri sangat terbatas oleh sejumlah pimpinan Unpad.

Rektor pun mengajak keluarga besar Unpad untuk saling memaafkan atas setiap kesalahan yang pernah dilakukan.

“Mari kita melapangkan dada membuka hati dengan selebar-lebarnya, dengan keikhlasan untuk saling memaafkan, memberi maaf, meminta maaf atas kesalahan kita di masa lalu baik yang sengaja maupun tidak sengaja,” ajak Rektor.

Halalbihalal Perekat Persaudaraan

Tahun ini, acara menghadirkan penceramah ustaz Dr. H. Das’ad Latif . Dalam ceramahnya, Das’ad mengatakan bahwa tradisi halalbihalal adalah bentuk memperkuat persaudaraan.

“Makna halalbihalal itu adalah menyambungkan tali persaudaraan,” ujarnya.

Untuk menjalin persaudaraan, salah satunya melalui saling memaafkan. Dikatakan Das’ad Latif, meminta maaf tidak cukup melalui sosial media.

Meminta maaf yang benar, adalah dengan mendatangi langsung, menjabat tangan (atau dengan isyarat jabat tangan), memandang mata, senyum, shalawat kepada Nabi Muhammad saw, dan menyebut dosa apa yang pernah diperbuat.

Das’ad Latif pun mengingatkan bahwa Unpad dapat diibaratkan satu tubuh. Jika ada satu bagian tubuh yang sakit, maka bagian lain akan ikut merasakannya. Untuk itu, jangan sampai ada perasaan satu bagian lebih penting dari bagian lain.

“Setiap bagian itu penting, apabila ada satu bagian rusak yang lain ikut merasakannya,” ujarnya.

Ditekankan Das’ad, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Untuk itu, ibadah perlu diiringi dengan memberi manfaat bagi orang sekitar.

“Ada orang yang ibadahnya sederhana, tetapi semua orang menyenanginya, itulah orang yang mulia di sisi Allah. Dan ini tujuan terpenting dari  halalbihalal,” ujarnya.(arm)*

Share this: