Tsana Afrani Suyono, Wisudawan Terbaik Unpad yang Gemar Berkegiatan Sosial

wisudawan terbaik
Tsana Afrani Suyono.*

[unpad.ac.id] Belajar dan aktif berkegiatan sosial merupakan dua aktivitas utama yang dilakukan Tsana Afrani Suyono selama berkuliah di Universitas Padjadjaran. Menurutnya, dua hal tersebut menjadi tanggung jawab yang melekat dalam diri mahasiswa.

Tsana merupakan wisudawan terbaik program Sarjana pada Upacara Wisuda Unpad Gelombang III Tahun Akademik 2020/2021, Rabu (5/5) lalu. Ia lulus dari prodi Psikologi dalam waktu kurang dari 4 tahun.

Saat diwawancarai Kantor Komunikasi Publik Unpad Tsana mengungkapkan, selama menempuh studi di Unpad, ia aktif di organisasi yang berkaitan dengan bidang sosial, khususnya pengembangan anak dan remaja. Ia mengaku memiliki ketertarikan dalam mendukung pengembangan anak-anak dan remaja.

“Anak-anak itu sebagai generasi penerus bangsa. Intervensi di awal tahun terutama di bagian kognitifnya sangat penting bagi perkembangan anak,” tuturnya.

Perempuan yang lahir dan tinggal di Batam, Kepulauan Riau, ini aktif di sejumlah organisasi sosial di Unpad. Mulai dari komunitas pencinta anak dan remaja di tingkat fakultas, hingga aktif sebagai pengajar di Komunitas Taman Ilmu.

Di luar bidang anak dan remaja, ia juga pernah aktif di komunitas Earth Day Unpad dan membantu melakukan reboisasi lahan kritis di kawasan hulu Sungai Citarum.

Pada komunitas pencinta anak dan remaja, Tsana aktif mendatangi desa-desa dan beraktivitas bersama anak-anak, seperti membacakan dongen hingga bermain bersama. Sementara di Taman Ilmu, ia aktif menjadi pengajar mingguan di Desa Sukanegla, Jatinangor.

Di sana, Tsana mengajar sejumlah mata pelajaran. Tidak hanya sekadar mengajar, ia dan tim mengembangkan kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan anak usia sekolah. Dengan demikian, proses belajar mengajar dikemas dengan suasana yang santai.

“Kami juga sering menyelipkan kurikulum moral, kasih pesan ke anak-anak. Jadi santai tetapi tetap bisa dapat pembelajaran,” kata Tsana.

Prioritas

Meski aktif berkegiatan sosial, Tsana tidak lupa akan tugas utamanya yaitu belajar. Kuliah tetap menjadi prioritas. Menurutnya, mahasiswa penting membuat prioritas. Tujuannya agar mahasiswa tetap fokus dalam menyelesaikan studinya.

Sejak awal, ia sudah memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan utama sebagai mahasiswa adalah belajar. Ini dijadikan prioritasnya. Setelah itu, barulah Tsana mengembangkan diri sesuai dengan keinginan, yaitu aktif di bidang sosial.

“Kalau kita sudah tahu yang diinginkan, maka manajemennya akan menjadi cukup baik. Tentu saja utamanya tetap akademik,” kata Tsana.

Tidak heran jika Tsana mampu menyelesaikan studinya kurang dari 4 tahun. Ia berhasil mempertahankan skripsinya dengan judul “Hubungan antara Quarter-Life Crisis dan Subjective Well-Being pada Individu Dewasa Muda” dengan IPK 3,95.

Tidak hanya itu, Tsana bersama dosen dan mahasiswa Psikologi lainnya juga berhasil melakukan publikasi ilmiah di jurnal yang terindeks SINTA 2.

Artikel ilmiah berjudul “Apakah Intervensi Prasangka Lewat Media bisa Mengurangi Prasangka Implisit terhadap Orang dengan HIV/AIDS? Eksperimen menggunakan Implicit Association Test (IAT)” berhasil dipublikasikan di Jurnal Psikologi Sosial UI.

Ia mengaku mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman selama belajar di Psikologi. “Psikologi ini bahasannya manusia. Teknologi semaju apa pun, tetap ada sisi manusianya. Karena itu psikologi bagi saya sangat berpera besar,” ujar Tsana.*

Share this: