Lebah Aktor Penting Penjaga Keanekaragaman Hayati

lebah
Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran Dr. Mahani, M.Si., menjadi narasumber pada acara International Workshop “Tetragonulity: be friendly with stingless bess for our common sustainability” yang digelar secara daring, Sabtu (29/5).*

[unpad.ac.id] Dalam rangka memperingati Hari Lebah Sedunia, PUI-PT Pusat Unggulan Lingkungan dan Ilmu Keberlanjutan Universitas Padjadjaran atau Centre for Environment and Sustainability Science menggelar International Workshop “Tetragonulity: be friendly with stingless bess for our common sustainability” yang digelar secara daring, Sabtu (29/5).

“Kita harus akui bahwa keberlangsungan hidup manusia tidak bisa terjamin tanpa adanya keberlanjutan lebah tanpa sengat. ini adalah esensi dari workshop ini,” ujar Ketua PULIK Unpad Prof. Parikesit, PhD, saat membuka acara.

Lebih lanjut Prof. Parikesit mengatakan, lebah, khususnya lebah tanpa sengat, memiliki peran penting menjaga keanekaragaman hayati di berbagai bagian dunia. Lebah berperan dalam menjaga keberlanjutan sejumlah kebutuhan dasar manusia seperti makanan, obat, energi biomassa, dan sebagainya.

“Saya berharap workshop ini dapat bermanfaat dalam menunjukkan komitmen kita dalam menjaga keberlanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati yang memiliki manfaat seperti lebah tanpa sengat,” harap Prof. Parikesit.

Sementara itu Direktur Jenderal Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup RI Wiratno mengatakan, lebah memiliki banyak manfaat, di antaranya meningkatkan perekonomian lokal.

“Saya harap workshop ini akan memberikan hasil yang bermanfaat dalam saling berbagi pengetahuan dari berbagai negara, serta dapat memberikan hasil konkret,” harap Wiratno.

Acara tersebut diikuti oleh sekitar 500 peserta dari 11 negara yang terdiri berasal dari perguruan tinggi, institusi pemerintahan, organisasi masyarakat, dan sektor swasta.

Acara juga menghadirkan pembicara yang merupakan pakar dan praktisi di bidang perlebahan, yaitu Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad Dr. Mahani, M.Si., peneliti dari Hawskenbury Institute for the Environment Western Sidney University, Australia Dr. James Makinson, serta sejumlah akademisi dan praktisi lebah dari negara Malaysia, Belanda, dan Brazil.

Metode Split Koloni

Pada kesempatan tersebut, Dr. Mahani, M.Si menyampaikan berbagai manfaat metode split colony  atau pecah koloni untuk lebah tanpa sengat. Metode ini salah satunya bermanfaat dalam menjaga keberlanjutan koloni juga lingkungan.

Split colony ini juga sangat penting karena bisa menyediakan bibit lebah yang unggul. Kita tahu bahwa budidaya yang dilakukan oleh para petani mutunya sangat beragam. Nah dengan split colony ini kita bisa menyediakan bibit yang lebih unggul dan lebih seragam mutunya,” ujar Mahani.

Selain itu, metode ini juga dapat mendukung produksi madu, propolis, maupun bee polen dari lebah yang dibudidayakan.

Dijelaskan Mahani, ada tiga cara dalam metode pecah koloni, yatu tukar kotak, metode mutasi kotak, dan longsor sarang. Masing-masing cara ini memiliki sejumlah kelebihan dan keurangan.

Secara keseluruhan, ada tiga tahapan yang harus diperhatikan dalam metode ini. Pertama, mempersiapkan kotak anakan dan indukan yang memenuhi persyaratan, melakukan proses split, dan penanganan pasca split.

“Setelah selesai split, jangan kemudian kita tinggalkan. Kita terus tetap harus kontrol. Kita perlu melakukan tahapan terakhir yaitu penanganan pasca split,” ujar Mahani.(arm)*

Share this: