Rilis: Marlina Mustikaningsih
[unpad.ac.id, 2/2/2021] Fakultas Teknik Geologi mendapat apresiasi dari perwakilan unsur pemerintah Kabupaten Sumedang atas analisis mengenai longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Sumedang, yang terjadi beberapa waktu lalu.
Apresiasi tersebut dilontarkan Anggota DPRD Kab. Sumedang Asep Sumaryana saat melakukan kunjungan ke kampus FTG Unpad di Jatinangor, Senin (1/2) siang. Selain Asep, hadir Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Sumedang Ade Sunardi, perwakilan PDAM, serta perwakilan komunitas lingkungan dari Sumedang.
“Kami mengapresiasi atas analisis yang telah dilakukan FTG Unpad berkenaan dengan kejadian longsor Cimanggung,” ungkap Asep.
Asep mengharapkan, FTG Unpad ke depan juga bisa melakukan kajian untuk mengatasi beragam permasalahan geologi di kawasan Jatinangor. “Kami ingin melihat lansekap Jatinangor ini yang sakit di mana dan perlu perawatan di mana,” tandasnya.
[irp]
Sementara Ade Sunardi menambahkan, Jatinangor saat ini menjadi Kawasan Strategis Kabupaten, sehingga kajian untuk menyelesaikan masalah di Jatinangor sangat diperlukan.
“Harapan kami ada suatu kajian dengan pendekatan akademik yang dapat dilaksanakan secara bersama dan dapat dilakukan dalam rencana jangka pendek, menengah, dan panjang,” papar Ade.
Kunjungan kerja tersebut diterima secara resmi oleh Dekan FTG Unpad Prof. Ir. Mega Fatimah Rosana., M.Sc., Ph.D beserta para Wakil Dekan, Manajer, dan Ketua Program Studi Sarjana Teknik Geologi.
Menanggapi tawaran Asep, Prof. Mega mengatakan bahwa FTG Unpad banyak melakukan kajian di wilayah Jatinangor.
“Untuk penelitian di Jatinangor sudah dari dulu dilakukan oleh FTG Unpad, baik itu kajian geoteknik maupun hidrogeologi,” ujarnya.
FTG Unpad sendiri siap untuk bekerja sama dengan Pemkab dalam menyusun rencana kajian jangka pendek, menengah, hingga panjang.
[irp]
Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Organisasi FTG Unpad Dr. Cipta Endyana mengatakan, saat ini pihaknya akan menyusun beragam hasil riset mengenai Jatinangor untuk klaster konservasi air, kebencanaan, dan infratsruktur di Jatinangor.
“Hal ini membutuhkan kolaborasi pemerintah, perguruan tinggi, dan media sebagai media komunikasi dalam menyampaikan hasil riset tersebut kepada masyarakat,” kata Cipta.(arm)*
