Menristek: Inovasi Kunci Indonesia Bisa Menjadi Negara Maju

menristek
Menteri Riset dan Teknologi RI atau Menristek Prof. Bambang

Laporan oleh Arif Maulana

menristek
Menteri Riset dan Teknologi RI atau Menristek Prof. Bambang Brodjonegoro saat menjadi pembicara kunci dalam acara Kuliah Perdana Program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran secara virtual, Jumat (19/2).*

[unpad.ac.id, 20/2/2021] Menteri Riset dan Teknologi RI atau Menristek Prof. Bambang Brodjonegoro memaparkan strategi untuk mendorong Indonesia keluar dari jurang negara pendapatan menengah menuju negara maju pada 2045 mendatang.

Menurutnya, perlu strategi khusus untuk mendukung pertumbuhan Indonesia. Satu di antaranya adalah mengubah orientasi ekonomi yang semula berbasis sumber daya alam menjadi negara dengan perekonomian berbasis inovasi.

“Inovasi sendiri harus dikembangkan. Ekosistem yang mendorong inovasi harus dibentuk, dijaga, dan disempurnakan,” ungkap Prof. Bambang saat menjadi pembicara kunci dalam acara Kuliah Perdana Program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran secara virtual, Jumat (19/2).

[irp]

Meski demikian, inovasi di Indonesia belum banyak berkembang karena belum adanya kesepahaman antara dunia penelitian dan dunia usaha. Karena itu, penguatan inovasi perlu menekankan pada strategi kolaborasi Triple Helix, atau kolaborasi yang melibatkan tiga unsur pemangku kepentingan, yaitu akademisi, dunia usaha, dan pemerintah.

Kolaborasi ini, kata Prof. Bambang, akan mendorong terciptanya kesepahaman antara aktivitas penelitian dan kebutuhan di pasar melalui fasilitasi penuh pemerintah. Tanpa kolaborasi ini, dikhawatirkan sangat sedikit produk inovasi yang bisa diterima oleh pasar.

Lebih lanjut Prof. Bambang memaparkan, inovasi Indonesia perlu mempertimbangkan sejumlah hal. Pertama, inovasi yang dilahirkan merupakan teknologi tepat guna yang mudah dipakai, murah, serta relevan dengan kondisi setempat.

Selanjutnya, inovasi bisa menggantikan peran impor, mampu menciptakan nilai tambah dan komersialisasi beragam keankeragaman hayati di Indonesia, serta mengadopsi teknologi terkini.

[irp]

Dalam upaya mewujudkan strategi tersebut, perguruan tinggi menjadi sektor yang terus didorong untuk menciptakan ekosistem inovasi. Prof. Bambang menjelaskan, pendidikan menjadi kunci unutk melahirkan sumber daya manusia berkualitas yang akan menjadi penentu keberhasilan penguatan inovasi.

“Perguruan tinggi didorong untuk lebih sering lakukan riset dan interaksi dengan dunia luar,” kata Prof. Bambang.

Kuliah perdana bertajuk “Akselerasi Penguatan Sistem Inovasi Nasional: Peluang dan Tantangan Pasca-pandemi” ini dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti. Acara juga diisi dengan penyampaian materi kuliah oleh Guru Besar FEB Unpad yang juga Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington DC Amerika Serikat Prof. Popy Rufaidah, PhD.*

Share this: