Potensi Kerja Sama Pendidikan dan Kebudayaan RI-AS Bisa Meningkat

Laporan oleh Arif Maulana

AS
Prof. Popy Rufaidah, PhD.*

[unpad.ac.id, 23/1/2021] Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden AS terpilih Joe Biden dan Kamala Harris, Rabu (20/1) waktu setempat  membawa angin segar bagi peningkatan relasi dengan Indonesia. Pendidikan dan kebudayaan menjadi dua sektor kerja sama yang disorot.

Menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran yang juga menjabat Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington DC AS Prof. Popy Rufaidah, PhD, kerja sama dalam konteks pendidikan antara AS-Indonesia belum seprogresif sektor lain. Tercatat, ada beberapa kerja sama bidang pendidikan yang sudah dilakukan AS-Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

Saat menjadi pembicara pada diskusi virtual “Satu Jam Berbincang Ilmu” Dewan Profesor Unpad, Sabtu (23/1), Prof. Popy memaparkan, kerja sama strategis pada bidang pendidikan terakhir kali dilakukan melalui program US-Indonesia Education Partnership pada 2011 silam.

[irp]

Program ini merupakan ajang mempertemukan sekira 100 perguruan tinggi dari AS dan Indonesia. “Program ini menghasilkan banyak pemikiran dan buah kerja sama yang strategis. Sayangnya, dari 2011 hingga saat ini belum ada lagi program serupa,” kata Prof. Popy.

Pada bidang riset, AS-Indonesia pernah menjalin kerja sama pembentukan pusat riset kolaboratif (Center for Collaborative Research) melalui hibah USAID SHERA pada 2015-2020. Unpad menjadi satu dari lima PTN di Indonesia yang memperoleh hibah tersebut.

Guru Besar bidang ilmu manajemen pemasaran ini melanjutkan, Indonesia bisa melakukan inisiasi membuka peluang relasi baru pada bidang pendidikan dengan AS. Ini disebabkan, sebagai negara yang besar AS memiliki banyak kesempatan menggelontorkan dananya untuk kerja sama pendidikan dengan negara lain.

“Program USAID hampir ada di setiap negara, kemudian fullbright program-nya juga sangat komprehensif. Potensi ini yang bisa kita tangkap,” kata Prof. Popy.

[irp]

Sementara di bidang kebudayaan, Prof. Popy menilai Indonesia juga punya peluang meningkatkan relasi kebudayaan dengan AS. Indonesia sudah sejak lama menjadi daya tarik bagi warga AS. Banyak warga AS yang mempelajari seni budaya Nusantara dan membangun sejumlah komunitas di negaranya.

“Potensi relasi kebudayaan ini berjalan sangat baik, dimana AS punya Bureau of Educational and Cultural Affairs yang sangat mendukung diplomasi budaya RI dengan AS,” kata Prof. Popy.*

Share this: