Kejar Kompetensi Peserta Didik Selama Pandemi, Pendidikan Butuhkan Inovasi

Staf Layanan e-learning Universitas Padjadjaran sedang mengecek kesiapan perkuliahan daring yang secara bertahap akan diberlakukan mulai Rabu (18/3). (Foto: Dadan Triawan)*

Laporan oleh Arif Maulana

pendidikan
Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti menjadi pembicara pada diskusi virtual “Satu Jam Berbincang Ilmu: Darurat Sekolah, Pendidikan di Masa dan Pascapandemi”, Sabtu (26/12).*

[unpad.ac.id, 26/12/2020] Perubahan operasional kampus dari tatap muka ke daring selama pandemi Covid-19 ternyata menjadi suatu permasalahan yang serius. Ketidaktercapaian pembelajaran dan kompetensi mahasiswa membayangi kualitas pendidikan Indonesia saat pandemi.

“Efek Covid-19 terhadap pendidikan di masa depan maupun jangka menengah ini serius,” ungkap Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti saat menjadi pembicara pada diskusi virtual “Satu Jam Berbincang Ilmu: Darurat Sekolah, Pendidikan di Masa dan Pascapandemi”, Sabtu (26/12).

Rektor menilai, metode daring menjadi solusi untuk melangsungkan pembelajaran selama pandemi. Namun, capaian pembelajarannya perlu dievaluasi. Inovasi dan reformulasi pembelajaran daring perlu dilakukan agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang setara dengan metode luring.

[irp]

Apalagi, mahasiswa menjadi kelompok yang berisiko tinggi terdampak saat pandemi. Kurangnya kompetensi yang dimiliki akibat pandemi akan menurunkan daya saing dari mahasiswa saat lulus nanti.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini menjelaskan, mahasiswa dan dosen sama-sama harus menyiapkan strategi. Dosen harus menghasilkan inovasi pembelajaran yang baik untuk meminimalkan jarak antara capaian pembelajaran tatap muka dengan daring.

Sementara, mahasiswa juga dituntut untuk lebih mandiri. Pandemi mendorong mahasiswa untuk menempa diri sebagai seorang pembelajar. “Kemandirian pembelajaran harus terus dilakukan,” imbuh Rektor.

Perguruan tinggi juga dituntut melakukan inovasi transformatif dalam merespons berbagai disrupsi dan perubahan situasi dunia dengan cepat. Rektor mengatakan, jika sebelum pandemi perguruan tinggi dituntut menyiapkan lulusan yang adaptif menghadapi revolusi industri 4.0, saat ini juga dituntut adaptif terhadap efek dari pandemi Covid-19.

Lebih lanjut Rektor menjelaskan, ada beberapa pendekatan pendidikan yang dilakukan pasca-pandemi Covid-19. Menurutnya, sistem pengajaran yang dilakukan harus benar-benar mengubah cara berpikir dan belajar mahasiswa.

[irp]

“Dosen bukan hanya melempar materi di grup, tetapi harus dicek apakah bisa mengubah intelektual mahasiswanya atau tidak,” kata Rektor.

Karena itu, metode pendidikan bisa menggabungkan keuntungan dari pendekatan daring dengan pendekatan tatap muka atau blended learning. Pembelajaran yang bersifat teori dan diskusi diberikan dalam bentuk daring, sedangkan praktik tugas mandiri atau kelompok bisa diselenggarakan di kampus.

Unpad maupun di beberapa PTN Badan Hukum sepakat untuk menggunakan blended learning,” kata Rektor.*

Share this: