Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Mahasiswa Unpad Kembangkan Alat Peraga “Cardava”

Kiri ke kanan: Ari Pratama, Annisa Nuraini, Ajeng Rahmawati, dan Abdul Rajab.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana

cardava
Alat peraga vaginal toucher “Cardava” buatan mahasiswa Unpad. Alat peraga ini dikembangkan untuk memudahkan mahasiswa bidang kesehatan, khususnya kebidanan, dalam mempelajari materi proses persalinan.*

[unpad.ac.id, 14/11/2020] Untuk memudahkan mahasiswa bidang kesehatan, khususnya kebidanan, dalam mempelajari materi proses persalinan, tim mahasiswa Universitas Padjadjaran mengembangkan alat peraga untuk vaginal toucher (pemeriksaan dalam) bernama “Cardava” . Cardava diyakini lebih banyak memiliki keunggulan dibandingkan alat peraga yang sudah ada.

Cardava digagas dan dikembangkan oleh sejumlah mahasiswa dan lulusan Unpad, yaitu Ajeng Rahmawati (alumnus Kebidanan), Annisa Nuraini (alumnus Kebidanan), Ari Pratama (Manajemen), dan  Abdul Rajab (Manajemen Produksi Media).

[irp]

“Cardava itu alat peraga pembantu pembelajaran kebidanan untuk melatih keterampilan vaginal toucher,” ungkap Ajeng saat dihubungi Kantor Komunikasi Publik (KKP) Unpad.

Salah satu kompetensi yang dibutuhkan oleh mahasiswa kebidanan adalah vaginal toucher, yaitu keterampilan untuk mengetahui kesejahteraan ibu dan bayi selama proses persalinan. Cardava dinilai dapat memudahkan mahasiswa dalam mempelajari organ yang berperan ketika proses persalinan.

Diungkapkan Ajeng, Cardava saat ini sudah mulai diproduksi dan memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan alat serupa yang sudah ada di pasaran. Tentunya, harga yang ditawarkan jauh lebih murah.

Dengan proses pencetakan 3 dimensi, Cardava memiliki bentuk dan tekstur yang lebih presisi.

“Cardava punya 5 aspek keunggulan. Yang pertama dari segi tekstur, dia menyerupai yang sesungguhnya. Kedua, dari segi penampilan dia lebih menarik dari yang sudah ada. Ketiga, dia mudah dibawa. Keempat, dia lebih lengkap dibandingkan yang dulu, jadi all in one itu sudah menyeluruh. Kelima, harganya lebih murah dibandingkan beli di luar negeri,” ungkap Ajeng.

Ajeng mengungkapkan, salah satu kelemahan dari alat peraga vaginal toucher yang sudah ada adalah tekstur yang kurang menyerupai aslinya. Padahal, Ajeng menilai bahwa dalam proses pembelajaran vaginal toucher, memahami tekstur sangat penting.

[irp]

Kiri ke kanan: Ari Pratama, Annisa Nuraini, Ajeng Rahmawati, dan Abdul Rajab.*

Karena itu, Cardava diyakini unggul karena sangat memperhatikan tekstur serta kelengkapan dalam melakukan pemeriksaan.

Cardava juga memiliki komponen lengkap untuk mempelajari setiap aspek dalam vaginal toucher. Hal ini penting untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Mahasiswa tidak perlu mengganti atau menambah alat peraga untuk mengetahui setiap aspek pada pemeriksaan dalam, seperti memahami proses pembukaan, posisi janin, kondisi ketuban, atau kelainan pada jalan lahir.

“Jadi dibuat se-real mungkin,” ujar Ajeng.

Cardava memiliki bagian luar dan dalam.  Bagian luar berupa kemasan yang dibuat menarik, modern, dan mudah dibawa.

Di bagian dalam, Cardava dilengkapi berbagai komponen untuk memudahkan belajar vaginal toucher secara sistematis, di antaranya meliputi replika vulva, vagina, tulang panggul, porsio, presentasi bagian terendah janin, dan rangkaian listrik.

Produk ini berawal dari gagasan penelitian Ajeng dan tim Unpad. Kemudian, Cardava selanjutnya dikembangkan oleh tim dari berbagai universitas di Indonesia. Penelitian awal terkait Cardava difasilitasi oleh Hibah Inovasi Pre-Startup Mahasiswa Unpad (HIPSMU).

Ajeng mengharapkan, kehadiran Cardava dapat meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, diharapkan juga berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi .

“Harapannya ingin menghasilkan tenaga kesehatan yang lebih kompeten. Inginnya sih alat ini dipakai oleh mahasiswa kebidanan serta praktisi kesehatan di pelayanan kebidanan,” harap Ajeng.(arm)*

 

 

Share this: