Akademisi Unpad Ciptakan Aplikasi untuk Menentukan Kualitas Tanaman Padi Lewat Telepon Pintar

Kiri ke kanan: Para inovator aplikasi DSS Padi,

Laporan oleh Arif Maulana

padi
Kiri ke kanan: Perwakilan inovator aplikasi DSS Padi, Ir. Mimin Muhaemin, PhD, Yusup Hidayat, PhD, Handarto, PhD, Muhammad Saukat, M.T., dan Dimas Suryo Bintoro, mahasiswa FTIP Unpad. (Foto: Dadan Triawan)*

[unpad.ac.id, 26/11/2020] Padi merupakan komoditas pangan utama di hampir seluruh wilayah Indonesia karena menjadi komoditas pangan pokok. Produktivitas padi dapat menjadi indikator dari swasembada pangan di Indonesia.

Sayangnya, produksi padi di Indonesia kerap terkendala oleh sejumlah hambatan, mulai dari faktor musim, nutrisi yang kurang memadai, hingga serangan hama dan penyakit. Belum lagi masih banyak petani maupun penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang belum memiliki pengetahuan yang cukup sehingga menjadi faktor penghambat tercapainya swasembada beras.

Kondisi ini mendorong sejumlah dosen Universitas Padjadjaran menciptakan inovasi untuk membantu petani dan PPL dalam produksi padi. Inovasi yang dikembangkan bernama “Decision Support System (DSS) Padi” merupakan aplikasi pada perangkat telepon pintar berbasis android yang memudahkan petani dan PPL dalam mengidentifikasi kecukupan pupuk nitrogen dan serangan penyakit blast dan brownspot pada tanaman padi.

Aplikasi ini dikembangkan oleh tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian dan Fakultas Pertanian Unpad. Ir. Mimin Muhaemin, PhD, selaku ketua tim peneliti menerangkan bahwa DSS Padi ini lebih praktis dan akurat daripada alat identifikasi yang selama ini digunakan di lapangan, yaitu Bagan Warna Daun (BWD).

[irp]

“Sebenarnya ada alat dari pemerintah berupa BWD, tetapi banyak petani yang tidak menggunakannya dengan alasan kurang praktis. Kalau lewat ponsel, semua petani dan PPL dapat melakukannya karena pasti memilikinya,” ujar Mimin, Rabu (25/11).

Mimin menjelaskan bahwa aplikasi DSS Padi ini merupakan hasil penelitian tahun pertama (Tahun Fiskal 2018) yang berjudul Prediction of Nitrogen Sufficiency with Leaf Image Parameters on Several Variety of Rice Grown on Inceptisol and Ultisol Soils.

Tim peneliti di tahun pertama terdiri atas sejumlah dosen FTIP Unpad, yaitu Mimin Muhaemin, Ph.D., (alm) Totok Herwanto, M.Eng, Handarto, PhDMuhammad Saukat, M.T., Dedy Prijatna, M.P., Dr. Dwi Rustam Kendarto, dan Rizky Mulya Sampurno, M.Sc.  serta satu dosen dari Faperta Unpad Oviyanti Mulyani, M.P.

Aplikasi ini merupakan hasil penelitian tahun pertama  dari tiga tahun program penelitian yang berjudul Design of An Online Decision Support System  for Wetland Rice Production.

Pada tahun kedua (Tahun Fiskal 2019) yang sedang berjalan saat ini, lingkup penelitiannya ditambah dengan aspek pengendalian penyakit blast.

“Judulnya adalah  Digital leaf Image Processing for Diagnosing Nitrogen Sufficiency and Blast Disease in Rice Crop, dengan tambahan anggota peneliti dari Departemen Hama dan Penyakit Tanaman Faperta Unpad yaitu Fitri Widiantini, Ph.D.,  Yusup Hidayat, PhD, dan Endah Yulia, Ph.D.,” tambah Mimin.

Muhammad Saukat menjelaskan bahwa penggunaan aplikasi ini diawali dengan registrasi pengguna. Registrasi ini diperlukan untuk mengidentifikasi nama pengguna, lokasi tanam, serta jenis padi yang ditanam.

Selanjutnya, data ini akan tersimpan di database untuk keperluan pengembangan aplikasi ke depan. Pengguna dapat mengunggah foto daun tanaman padi ke aplikasi, baik foto yang diambil secara langsung ataupun foto yang telah tersimpan di galeri ponsel.

Foto yang telah diunggah akan dikirim ke server untuk dianalisis. Akhirnya, server akan mengirimkan hasil analis kecukupan pupuknya kepada pengguna dalam jeda waktu yang relatif singkat.

“Supaya pemrosesan image di server lebih maksimal, foto yang diunggah sebaiknya dalam jumlah besar dengan beberapa angle,” kata Saukat.

Selain itu, hasil analisis juga bergantung pada kualitas foto yang diunggah. Mimin menjelaskan, aplikasi akan memberi peringatan apabila foto tidak memadai untuk dianalisis, contohnya buram. Ke depan, Mimin dan tim juga akan mengembangkan aplikasi dengan kemampuan mengolah foto lebih presisi untuk menghasilkan hasil analisis yang lebih presisi pula.

Terkait identifikasi penyakit blast pada tanaman padi, Yusup Hidayat menjelaskan bahwa kerusakan pada tanaman padi disebabkan oleh dua faktor: abiotik, contohnya kekurangan unsur hara, dan biotik seperti serangan hama, penyakit, jamur, hingga hematoda.

Kerusakan akibat dua faktor ini bisa mirip. Jika petani dan PPL kurang berpengalaman, dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam penanganannya. “Jika salah menentukan, bisa berakibat fatal karena tidak akan efektif cara pengendaliannya,” jelasnya.

Oleh karena itu, petani dan PPL yang belum berpengalaman harus memahami cara identifikasinya secara akurat. Lewat aplikasi DSS Padi ini, petani dan PPL dapat melakukan identifikasi dengan praktis menggunakan ponsel masing-masing.

Dalam uji lapangan aplikasi ini, tim peneliti berkoordinasi dengan Dinas Pertanian di 4 kabupaten sasaran: Cianjur, Bandung, Sumedang, dan Indramayu, yang mewakili wilayah dataran tinggi, sedang dan rendah .

[irp]

Dibiayai Jepang

Penelitian multitahun ini bekerja sama dengan Yanmar Environmental Sustainability Support Association (YESSA) di Jepang selaku pemberi hibah. Handarto, PhD, sebagai PIC penelitian kolaborasi internasional ini menjelaskan bahwa dalam 2 tahun pertama, YESSA telah memberikan hibah senilai 35.000 US Dollar.

”Kita berhasil memperoleh hibah berdasarkan beberapa parameter yang dinilai YESSA layak untuk dibiayai. Ini merupakan salah satu wujud keberhasilan Unpad dalam memperoleh rekognisi dari perusahaan internasional ,” kata Handarto.

Handarto melanjutkan, selain menghasilkan publikasi, penelitian ini juga menghasilkan beberapa lulusan melalui skripsi yang terkait dengan riset, makalah yang diseminarkan serta publikasi ilmiah dalam jurnal bereputasi atau terindeks Scopus.

“Penelitian ini diharapkan dapat terus berjalan meski terkendala pandemi Covid-19, terutama dalam pelaksanaan uji lapangannya,”pungkas Handarto.(hdr)*

Share this: