Menparekraf Wishnutama: Kedaulatan Digital Perkuat Pariwisata Indonesia

Laporan oleh Artanti Hendriyana

wishnutama
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  RI Wishnutama Kusubandio menjadi pembicara dalam Studium Generale “Cultural Heritage and Its Challenge in Digital Tourism Era” yang digelar secara daring, Kamis (4/9).*

[unpad.ac.id, 4/9/2020] Kekayaan budaya berpotensi besar  memperkuat pariwisata Indonesia. Namun, menghadapi era digital, sektor pariwisata juga perlu beradaptasi  dengan perubahan zaman. Diperlukan inovasi dan kreativitas agar budaya Indonesia tetap eksis dan kompetitif di tingkat dunia.

“Potensi-potensi apa yang harus kita lihat sehingga heritage kita, budaya kita, tetap diminati zaman ini,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  RI Wishnutama Kusubandio saat menjadi pembicara dalam Studium Generale “Cultural Heritage and Its Challenge in Digital Tourism Era” yang digelar secara daring, Kamis (4/9).

(baca juga: Mahasiswa Unpad Gagas Wisata Virtual di Kala Pandemi)

Untuk memperkuat sektor pariwisata, Wishnutama juga menekankan pentingnya kedaulatan digital, termasuk kedaulatan data. Dengan adanya kedaulatan digital, diharapkan budaya dan konten kreatif bangsa memiliki nilai kompetitif kuat. Kedaulatan digital dapat menjadi payung dari keberhasilan eksistensi budaya Indonesia di mata dunia.

“Kedaulatan digital itu menjadi sangat strategis untuk menciptakan same level playing field untuk para pelakunya,” ujar Wishnutama.

Menurutnya, jangan sampai berbagai inovasi diciptakan tetapi tidak memiliki ruang untuk berkompetisi. Kedaulatan digital bukan hanya diperlukan untuk meningkatkan nilai kompetitif di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, tetapi juga berbagai produk Indonesia lainnya.

(baca juga: Pandemi Covid-19 Mendera, Ekonomi Kreatif Harus Tetap Bergerak)

“Kita bukan anti-budaya asing. Tetapi bagaimana caranya kita menciptakan peluang untuk produk-produk Indonesia dalam berbagai macam bentuk,” ujarnya.

Saat ini, meski platform digital perlu terus dikembangkan, Wishnutama mengakui bahwa geliat perekonomian tidak akan optimal jika tidak ada pergerakan manusia di destinasi wisata. Hal ini juga yang menjadi perhatian pihaknya.

“Pariwisata virtual bisa dilaksanakan, tapi lebih ke arah pemasaran. Bukan pada menciptakan ekonomi yang besar,” ujar Wishnutama.

(baca juga: Ekonomi Kreatif Masa Depan Indonesia)

Selain itu, ia juga berharap, perkembangan platform digital tidak hanya akan menguntungkan para kreator digital. Manfaat platform digital juga harus dapat dirasakan oleh semua pihak terkait di sektor pariwisata.

“Bagaimana para pekerja pariwisata itu dapat memanfaatkan platform-platform ini sehingga mereka mendapatan dampak. Juga termasuk hiburan pada masyarakat, dan seterusnya,” kata Wishnutama.

Selain Wishnutama, acara yang digelar oleh Prodi Magister Pariwisata Berkelanjutan Sekolah Pascasarjana Unpad tersebut juga menghadirkan CEO Martha Tilaar Group Kilala Tilaar, MBA dan Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) H. Priyadi Abadi, M.Par.  Acara dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. Dr. Ir. Hendarmawan, M.Sc.(arm)*

Share this: