Komjen Pol Boy Rafli Amar: Komunikasi Mencegah Berkembangnya Terorisme

Laporan oleh Arif Maulana

Komjen Pol Boy Rafli Amar
Komjen Pol Boy Rafli Amar. (Foto: Arif Maulana)*

[unpad.ac.id, 24/7/2020] Kepala Badan Nasional Penanggulanan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar mendorong ahli komunikasi untuk ambil peran dalam mencegah meluasnya faham radikalisme intoleran di Indonesia.

“Jika dibiarkan, radikalisme intoleran dapat memengaruhi mindset dan pola pikir masyarakat,” ujar Boy Rafli saat menjadi pembicara dalam Seminar Daring Komuniaksi ke-7 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Kamis (23/7).

Boy Rafli Amar menjelaskan, ancaman terorisme di Indonesia tidak lepas dari adanya komunikasi masif yang dilakukan pelaku dalam menyampaikan narasi radikal intoleran. Kelompok pengusung ideologi ini giat menyampaikan pesan melalui beragam saluran. Mulai dari doktrin secara tatap muka maupun membangun narasi lewat media sosial.

Tujuan penyebaran ini adalah untuk memengaruhi masyarakat, utamanya generasi muda, termakan dengan narasi radikal tersebut.

“Kemudian bisa berujung pada lahirnya sebuah gagasan yang kita definisikan sebagai tindakan yang mengarah pada terorisme,” kata Boy Rafli.

(baca juga: Doni Monardo: Protokol Kesehatan Harga Mati)

Alumnus Doktor Ilmu Komunikasi Unpad ini mengatakan, karena itu, membangun literasi dan edukasi di masyarakat akan bahaya ideologi ini merupakan proses komunikasi yang harus dijalankan. Komunikasi ini diharapkan dapat menjangkau hingga berbagai kalangan di masyarakat.

Sebagai lembaga yang bertugas menangkal terorisme, Boy Rafli mengatakan, BNPT tidak mungkin bisa bergerak sendirian. Inti kekuatan penangkalan terorisme terletak pada partisipasi masyarakat. Langkah ini memerlukan proses komunikasi yang baik dengan publik.

Indonesia, tutur Boy Rafli Amar, memiliki kehidupan sosial budaya yang heterogen. Keragaman ini perlu dikuatkan untuk menghasilkan solidaritas sosial. Berkembangnya paham radikal intoleran di masyarakat akan mengakibatkan terpecahnya masyarakat Indonesia.

“Indonesia sangat memerlukan solidaritas yang kuat,” tegasnya.

(baca juga: Cegah Radikalisme, Generasi Muda Harus Peduli Indonesia)

Karena itu, mendalami bidang komunikasi penting dilakukan agar pesan positif dapat tersampaikan dengan baik di masyarakat. “Komunikator memegang peran penting untuk dapat mempersatukan bangsa kita menjadi bangsa harmoni, toleran, bangsa yang daat hidup rukun bersama,” kata Boy Rafli Amar.

Seminar daring bertajuk “Merajut Harmoni Menepis Radikalisme: Perspektif Komunikasi Kebangsaan” ini menghadirkan pembicara lainnya, yaitu Dosen Fikom Unpad yang juga pemerhati komunikasi kebangsaan Dr. Edwin Rizal, M.Si. Seminar dipandu oleh moderator Efi Fadilah, M.Pd.*

Share this: