Selain Berbasis Android, Seleksi Jalur Mandiri Sarjana Unpad Akan Terapkan Metode Multiple Mini Interview

[unpad.ac.id, 1/7/2019] Pelaksanaan seleksi penerimaan mahasiswa baru Jalur Mandiri Universitas Padjadjaran untuk program Sarjana reguler tahun akademik 2019/2020 akan menerapkan metode Multiple Mini Interview (MMI). Seleksi ini akan ditempuh peserta setelah melewati seleksi tahap I, yaitu Mobile Assisted Testing (MAT) berbasis android.

Akademisi dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) Dr. Mohammad Arif Kamarudin (kiri atas) dan Dr. Mohammad Nurman Yaman (kanan atas) dari Universiti Kebangsaan Malaysia, berinteraksi dengan sejumlah dosen peserta pelatihan “Pengenalan Implementasi Multiple Mini Interview” yang diadakan di UTC, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, Senin (1/7). (Foto; Syauqy Lukman)*

Berbeda dengan seleksi wawancara sejenis di mana peserta diwawancara oleh seorang atau beberapa orang pewawancara dalam satu waktu, dalam MMI, peserta diharuskan untuk melakukan beberapa wawancara pendek dengan beberapa pewawancara dalam waktu yang berbeda. Selain itu, peserta juga diwawancara pada lokasi yang berbeda dengan melakukan perpindahan tempat/ruang.

Metode MMI sendiri pertama kali dikembangkan oleh McMaster University Medical School pada tahun 2001. Kampus yang berlokasi di Ontario, Kanada ini menggunakan MMI untuk melakukan seleksi calon mahasiswanya. Dipercayai bahwa metode ini dapat memprediksi secara lebih akurat performa mahasiswa di kelas dan mengetahui kemampuan interpersonal peserta.

Metode MMI sudah diadopsi secara global oleh sejumlah kampus terkemuka di seluruh dunia, khususnya untuk melakukan seleksi calon mahasiswa di bidang kesehatan.

“Ada permintaan dari beberapa dekan fakultas bahwa mereka menginginkan untuk mendapatkan calon peserta didik lebih sesuai dengan prodi yang diminatinya,“ ungkap Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Dr. Arry Bainus, M.A.

Berdasarkan diskusi dengan sejumlah dekan, Dr. Arry meyakini bahwa salah satu metode seleksi untuk mendapatkan calon peserta terbaik adalah dengan menggunakan MMI.

“Karena proses seleksi jalur mandiri merupakan kewenangan PTN masing-masing, maka metode MMI dipilih di Unpad,” jelas Dr. Arry.

Untuk menyiapkan para pengelola fakultas agar dapat mengimplementasikan MMI dengan baik, Unpad mengadakan pelatihan yang bertajuk “Pengenalan Implementasi Multiple Mini Interview” di Unpad Training Center (UTC), Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung Senin (1/7) dan Selasa (2/7).

Dalam pelatihan ini, Unpad mendatangkan Dr. Mohammad Nurman Yaman, dan Dr. Mohammad Arif Kamarudin, dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). UKM sendiri sudah menerapkan MMI dalam proses seleksi calon mahasiswanya dalam tiga tahun terakhir.

“MMI lebih objektif dan adil jika dibandingkan dengan wawancara empat mata atau wawancara panel,” ujar Dr. Nurman Yaman.

Lebih lanjut, Nurman menekankan fakta bahwa nasib calon mahasiswa akan ditentukan oleh banyak orang, ketimbang berdasarkan pada satu atau dua orang pewawancara saja.

“Peserta yang memiliki kekurangan pada satu aspek dalam wawancara, dapat meningkatkan poin mereka di aspek lainnya dalam wawancara,” ungkap Arif Kamarudin tentang keunggulan MMI yang memungkinkan calon peserta diuji kemampuannya dari berbagai aspek.

Saat diwawancarai di sela acara, Nurman dan Arif menyoroti tentang tantangan paling utama dari MMI, yaitu sumber daya.

“MMI memakan banyak waktu, membutuhkan banyak daya, uang, orang, dan juga infrastruktur,” jelas Nurman.

Meskipun demikian, MMI diyakini sebagai metode yang baik untuk memilih calon mahasiswa terbaik dari yang terbaik. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang lolos MMI memiliki sejumlah karakteristik unggul dibandingkan proses interview tradisional.

“Yang lebih penting adalah mengenai panduan bagi pewawancara sehingga MMI dapat dilakukan dengan benar,” pungkas Nurman mengenai pentingnya pelatihan MMI untuk menyiapkan panduan wawancara dalam proses seleksi mahasiswa baru Unpad. *

Laporan oleh Syauqy Lukman/art

 

Share this: