Permainan Tradisional Terapi Efektif Hilangkan Trauma Anak Pascabencana

[unpad.ac.id, 26/3/2019] Sejumlah peneliti dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran menggelar “Sosialisasi dan Pelatihan Permainan Tradisional Sebagai Media Terapi Penanggulangan Trauma pada Anak Pascabencana” di Hotel Horison Palma Pangandaran, Rabu (24/7) dan Kamis (25/7).

Sejumlah peserta melakukan simulasi permainan tradisional dalam acara “Sosialisasi dan Pelatihan Permainan Tradisional Sebagai Media Terapi Penanggulangan Trauma pada Anak Pascabencana” yang digelar peneliti dari Fakultas Ilmu Budaya Unpad, di Hotel Horison Palma Pangandaran, Rabu (24/7) dan Kamis (25/7).*

Sosialisasi dan pelatihan ini diikuti oleh peserta dari empat dinas terkait di Kabupaten Pangandaran, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD); Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; dan Dinas Kesehatan.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk luaran (outcome) dari Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT) Kementerian Riset, Teknologi, Pendidikan Tinggi Tahun 2019 yang dilakukan tiga dosen FIB Unpad, yaitu Nani Darmayanti, Ph.D, Dr. Dian Ekawati, dan Ani Rachmat, Ph.D.

Riset ini merupakan bentuk riset interdisipliner antara ilmu budaya dan psikologi yang dilatari pemikiran bahwa penanganan bencana yang efektif dan maksimal perlu memperhatikan pola pikir dan budaya masyarakat terkena bencana.

Sejumlah materi yang disampaikan di antaranya manajemen bencana, child protection in emergency (CPIE), serta ruang ramah anak berbasis permainan tradisional (Rumah Pentas). Dalam penyampaian materi ini, FIB Unpad bekerja sama dengan Indonesia Bhadra Utama (IBU FOUNDATION) yaitu organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam program kebencanaan dan pemberdayaan masyarakat sejak 2005.

Ketua Pelaksana BPBD Kab. Pangandaran Nana Ruhena menyampaikan apresiasi pada pelaksanaan kegiatan ini. “Ini merupakan kegiatan penting yang harus dimiliki oleh SDM yang menangani bencana di Pangandaran, karena Pangandaran sendiri merupakan wilayah dengan tingkat kekhawatiran dengan Peringkat ke-16 dari 519 Kabupaten Kota di Indonesia dan peringkat ke-5 dari 27 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat,” ujar Nana dalam rilis yang diterima Kantor Komunikasi Publik Unpad.

Materi pelatihan disampaikan dengan metode interaktif dengan peserta berupa dinamika kelompok, permainan, diskusi kelompok, dan presentasi.  Dari hasil pelatihan tersebut diharapkan peserta dapat memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kepekaan lebih dalam tentang trauma pada anak terutama yang menjadi korban bencana.

Selain itu, peserta pelatihan ini dapat menjadi multiplikator yang dapat menyampaikan kembali pengetahuan mereka kepada masyarakat luas melalui dinas-dinas tempat mereka bekerja. Dengan demikian, terapi pada anak korban bencana menjadi lebih efisien dan terarah.*

Rilis: FIB Unpad/am

Share this: