Tahun Ini Unpad Selenggarakan KKN Tematik Citarum Harum dan Kewirausahaan

[unpad.ac.id/21/6/2019] Sebagai perguruan tinggi yang berada di tanah Jawa Barat, Unpad dituntut memberikan kontribusinya dalam pengembangan dan penyelesaian berbagai masalah di Jawa Barat. Kontribusi melalui kegiatan tridharma perguruan tinggi ini salah satunya tertuang dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada kegiatan KKN tahun ini, Unpad mengangkat KKN Tematik Citarum Harum dan Kewirausahaan.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., dan Direktur Pembelajaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P., pada diskusi tentang Konsep, Model dan Penilaian KKN Tematik tentang Kewirausahaan dan Citarum Harum di ruang Executive Lounge Gedung 2 Unpad Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung. (Foto: Tedi Yusup)*

Berkenaan dengan hal tersebut, Jumat (21/6) digelar diskusi tentang Konsep, Model dan Penilaian KKN Tematik tentang Kewirausahaan dan Citarum Harum dengan narasumber Direktur Pembelajaran Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P., di ruang Executive Lounge Gedung 2 Unpad Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung.

Acara yang dipandu oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Dr. Arry Bainus, M.A., tersebut dihadiri pula oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE., perwakilan Senat Akademik, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya Unpad Prof. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, dr., SpM(K), M.Kes., PhD, para Dekan dan Wakil Dekan Fakultas/Sekolah Pascasarjana, Direktur Perencanaan dan Sistem Informasi, dan Sekretaris Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Paristiyanti menjelaskan mengenai konsep KKN yang tertuang dalam draf Keputusan Menteri. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini telah ada berbagai model KKN, baik yang reguler, telatik dan internasional.

Berkaitan dengan KKN Tematik Citarum Harum ini, Dr. Paristiyanti mengingatkan kembali komitmen perguruan tinggi untuk berkontribusi mengatasi berbagai permasalahan seputar Citarum. Seperti yang kita ketahui bahwa Sungai Citarum telah memberi manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat khususnya di Jawa Barat hingga DKI Jakarta.

“Kita ketahui bersama bahwa Sungai Citarum sarat akan berbagai masalah. Untuk itu kita harus turun tangan bersama-sama menyingsingkan lengan baju untuk mengatasi masalah tersebut,” ujarnya.

Melalui KKN tematik ini, diharapkan tidak hanya dapat menyelesaikan permasalahan Citarum, tapi sebagai sarana pembelajaran baik hard skill maupun soft skill bagi mahasiswa. Pembelajaran soft skill ini disini diharapkan menjadi bekal mahasiswa di masa depan yang akan bermanfaat khususnya di dunia kerja.

“Untuk itu kami menunggu ide-ide pemikiran dari Unpad baik dalam bentuk pendampingan, pengajaran dan penyelesaian masalah-masalah di Citarum,” tuturnya.

Sebagai informasi, KKN Tematik Citarum Harum ini pertama kali dicanangkan pada 3 Mei 2018 lalu dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional di Kampus Unpad, Bandung. Pada pelaksanaannya, tidak hanya dilakukan oleh Unpad saja, tetapi melibatkan perguruan tinggi lainnya, antara lain IPB, UI, ITB, dan UPI. Pelaksanaan KKN Tematik ini juga bekerja sama dengan USAID, Amerika dan pemerintah daerah Jawa Barat.

Selain membahas KKN Tematik Citarum Harum, dibahas pula KKN Kewirausahaan oleh Dr. Dwi Purnomo, STP., MT. Dalam penjelasannya, KKN Kewirausahaan kali ini sebagai proyek percontohan di Unpad yang melibatkan dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Teknologi Industri Pertanian.

Program ini akan mengintegrasikan program kerja sama Unpad dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang dengan dilaksanakannya KKN ini di 5 Kecamatan di wilayah Kabupaten Sumedang yang terdiri atas 53 desa.

“Target output yang ingin dicapai pada tahun pertama KKN Kewirausahaan ini adalah terselesaikannya 40 website usaha pada setiap desa, terdapat minimal 40 produk yang dijual di market place seperti Tokopedia dan Bukalapak, terbentuknya forum entrepreneurs di setiap kecamatan, ter-update-nya data-data potensi ekonomi di 40 desa,” ujar Dwi.*

Laporan oleh Marlia

Share this: