[unpad.ac.id, 4/3/2019] Perkembangan teknologi saat ini semakin memudahkan berbagai sisi kehidupan manusia. Gaya hidup manusia pun banyak berubah, termasuk cara berkomunikasi.

Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara saat menjadi pembicara kunci dalam “IndonesiaX 11th Quartely Conference: Communication in Digital Era” yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Senin (4/3). (Foto: Tedi Yusup)*

Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara mengatakan, teknologi hadir untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Meski demikian, jangan sampai manusia mendewakan teknologi.

“Teknologi digunakan sebagai enabler. Teknologi digunakan sebagai alat. Jadi jangan mendewakan teknologi,” ujar Rudiantara saat menjadi pembicara kunci dalam “IndonesiaX 11th Quartely Conference: Communication in Digital Era” yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35 Bandung, Senin (4/3).

Seiring perkembangan teknologi, dikhawatirkan terjadi pemangkasan jumlah tenaga kerja. Menurut Rudiantara, fungsi pekerjaan bersifat repetitif atau pengulangan hampir pasti digantikan oleh robot yang diisi artificial intelligence.

Rudiantara pun mencontohkan profesi pelaksana Humas. Rudiantara menekankan, profesi Humas membutuhkan orang-orang yang dapat menciptakan persepsi dan pemahaman. Persepsi yang diciptakan pun harus sejalan dengan fakta, jangan hanya sekadar pencitraan.

“Itu mudah dibongkar apalagi di era digital sekarang. Karena di era digital sekarang, rekam jejak kita itu akan tercatat,” ujar Rudiantara.

Aktivis bahasa Indonesia dan pendiri Wikimedia Indonesia Ivan Lanin mengatakan, hampir tidak ada yang tidak dapat dilakukan oleh mesin di era digital. Banyak pekerjaan yang dapat tergantikan oleh mesin.

Meski demikian, ada dua hal yang dapat membuat manusia unggul di tengah gempuran mesin, yaitu kreativitas dan kecerdasan emosi.

“Dua hal itu yang bisa melindungi kita dari serbuan mesin,” ujar Ivan Lanin.

Selain Ivan Lanin, hadir sebagai pembicara yaitu Praktisi Komunikasi dan Penulis Buku Best Seller “The Power of Public Speaking” Charles Bonar Sirait, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fikom Unpad Kunto Adi Wibowo, PhD, dan Chief of Storyteller Kumparan Yusuf Arifin.

Peluncuran Kursus Digital Unpad di IndonesiaX

Pada kesempatan tersebut, dilakukan juga peluncuran Kursus Unpad203 di www.indonesiax.co.id mengenai Komunikasi Persuasif dan Negosiasi dari Unpad dan CBS101 mengenai Presentasi Bisnis dari Charles Bonar Sirait. Sebelumnya, Unpad juga memiliki kursus mengenai kesehatan anak dan manajemen keuangan pada platform IndonesiaX.

Acara tersebut dibuka oleh Rektor Unpad Prof Tri Hanggono Achmad. Dalam sambutannya Rektor mengatakan, pendidikan berbasis digital dapat memperluas akses pendidikan tinggi.

“Selama ini tidak banyak masyarakat yang memiliki akses terhadap pendidikan tinggi. Dengan adanya proses-proses pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi digital, akses terhadap materi pendidikan tinggi itu lebih luas lagi,” ujar Rektor.

Rektor berharap, IndonesiaX bukan hanya dinikmati oleh masyarakat saja. Perguruan tinggi juga dapat didorong untuk terlibat aktif.

“Kita perlu membangun ekosistem yang lebih kuat untuk dapat mendorong komunikasi di era digital,” kata Rektor.

Selain itu, pendidikan digital pun akan meningkatkan akuntabilitas dan kapasitas program studi. Materi pendidikan dituntut untuk memberi manfaat. Jika bermanfaat, masyarakat akan banyak yang mengakses.

“Jadi dengan pola seperti ini itu merupakan akuntabilitas. Kalau tidak bermanfaat mestinya kita berpikir ulang pada saat tidak banyak yang mengakses,” ujar Rektor.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

Share this: