“Transpreneurship” Jadi Keniscayaan di Era Perubahan Global

[unpad.ac.id, 31/8/2018] Meningkatnya tantangan di tingkat global mendorong ilmu pengetahuan bergerak lebih cepat. Berbagai aktivitas penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dihilirkan menjadi suatu produk yang mampu mengatasi tantangan tersebut.

Direktur Utama PT. Bio Farma M. Rahman Roestan (kiri) bersama Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad dalam diskusi “Riset Unggulan Unpad dan Kerja Sama untuk Masyarakat Sejahtera” (Riung Karsa) di halaman Bale Rumawat Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Jumat (31/8). (Foto: Tedi Yusup)*

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad mengatakan, akademisi Unpad telah didorong mengembangkan pola kerja sama multi hingga transdisiplin. Ini didasarkan adanya keniscayaan bahwa menghadapi kompleksitas permasalahan tidak bisa dihadapi sendirian.

“Akademisi tidak bisa bergerak sendiri, karena ujungnya dampaknya ada di masyarakat,” kata Rektor dalam diskusi “Riset Unggulan Unpad dan Kerja Sama untuk Masyarakat Sejahtera” (Riung Karsa) di halaman Bale Rumawat Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Jumat (31/8).

Diskusi Riung Karsa kali ini diisi oleh pembicara Direktur Utama PT. Bio Farma M. Rahman Roestan, perwakilan PT. Cendo Pharmaceutical Industri Nuning Nurcahyani, Komisaris Utama PT. Bintangraya Lokalestari Dhanny Handoko, serta Ketua Pusat Inkubasi Bisnis (Oorange) Unpad Diana Sari, PhD.

Untuk itu, pendekatan lintas (trans) sektoral sudah menjadi keniscayaan. Dalam kolaborasi trans ini, selain riset dan menghasilkan produk, pendekatan lain yang harus dikoordinasikan adalah bisnis dan komunikasinya di masyarakat melalui peran media.

Namun, Rektor menekankan bahwa pendekatan trans sektoral ini harus bisa membawa kesejahteraan bagi masyarakat. “Tidak bisa kalau koordinasi ini kalau ujungnya tidak punya sikap bisnis. Bisnis ini bermakna punya manfaat kepada kesejahteraan,” kata Rektor.

Unpad, lanjut Rektor, telah menginisiasi aktivitas kerja sama Pentahelix yang melibatkan multisektor. Inisiasi ini diwujudkan melalui dibentuknya lembaga-lembaga khusus, salah satunya Pusat Inkubasi Bisnis (Oorange) Unpad.

Rektor mengatakan, pusat inkubasi ini berfungsi menjembatani kompleksitas permasalahan yang terjadi di masyarakat melalui kolaborasi multisektor. Diharapkan, berbagai gagasan mengemuka dan bisa merespons berbagai permasalahan tersebut melalui inkubasi kewirausahaan.

Dari upaya tersebut, lahirlah istilah “Transpreneurship”, atau pengembangan sektor kewirausahaan melalui pendekatan lintas sektoral. Melalui konsep ini, kewirausahaan tidak hanya dikembangkan oleh pelaku industri atau usaha, tetapi juga melibatkan pemerintah, akademisi, masyarakat, hingga media.

Dongkrak Ekonomi

Dari sudut pandang pelaku industri, M. Rahman Roestan mengatakan, sektor industri memiliki ketertarikan untuk menggandeng akademisi menghasilkan produk dari basis riset. Namun, proses ini memiliki upaya yang panjang dan harus dikawal dengan baik.

Sebagai contoh, di bidang produk herbal, Indonesia potensial mengembangkan berbagai produk turunan dari keanekaragaman hayati yang dimiliki. Rahman mengatakan, ada kecenderungan dunia di masa depan akan memasuki era biologikal. Ini berarti, kompetisi dunia pada sektor ini akan semakin ketat.

Rahman mendorong peneliti saat ini sudah harus mengubah paradigma. Aktivitas riset bukan semata dilakukan untuk kepentingan publikasi, tetapi berfokus pada luaran yang bisa bermanfaat di masyarakat.

“Kalau hasil riset tidak digunakan industri, ‘kan sayang. Padahal yang dibutuhkan itu produk,” kata Rahman.

Adanya kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan sektor ekonomi Indonesia. Pemerintah telah merespons melalui berbagai langkah untuk meningkatkan sektor ekonomi suatu wilayah. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai wilayah.

Rektor mengatakan, Unpad sendiri telah terlibat dalam pengembangan KEK di Kecamatan Cikidang dan Cibadak di Sukabumi. Dengan menggandeng PT. Bintangraya Lokalestari selaku pengelola KEK Sukabumi, Unpad diharapkan dapat mengembangkan berbagai produk inovasi di kawasan tersebut.

Lebih lanjut Dhanny menjelaskan, konsep utama pengembangan KEK Sukabumi adalah mengembangkan ekosistem berkelanjutan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai inovasi dari Unpad diharapkan dapat tumbuh dan bermanfaat.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

Share this: