[unpad.ac.id, 27/9/2018] Memasuki revolusi indusri 4.0, perkembangan teknologi semestinya dapat menjadi fasilitas untuk meningkatkan pembangunan desa. Apalagi, desa menyimpan potensi besar yang menjadi kekuatan bangsa.

Sejumlah pembicara hadir dalam Konferensi Pembangunan Jawa Barat IV yang digelar memperingati Dies Natalis ke-61 Universitas Padjadjaran di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (27/9). (Foto: Tedi Yusup)*

“Fasilitasi teknologi digital inilah yang akan kami gulirkan. Bagaimana interkonektivitas antar desa harus dibangun. Sebab, potensi-potensi inovasi desa ini kalau dibiarkan sendiri-sendiri tidak akan kuat untuk bersaing,” kata Rektor Universitas Padjadjaran Prof Tri Hanggono Achmad pada Konferensi Pembangunan Jawa Barat IV di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad kampus Jatinangor, Kamis (27/9).

Dikatakan Rektor, saat ini, berbagai potensi desa cenderung berjalan masing-masing. Jika potensi-tersebut dapat disinergikan, diyakini akan memberi dampak besar, terutama terkait pemanfaatan dana desa.

Senada dengan Rektor, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Anwar Sanusi mengungkapkan bahwa teknologi digital dapat membawa manfaat untuk membangun pedesaan, khususnya di sektor ekonomi.

Anwar mencontohkan, dalam menjalani usaha perdagangan berbasis teknologi digital, dapat memotong jalur distribusi, mengurangi biaya operasional sewa tempat, dan memperluas jangkauan pemasaran.

Bukan hanya pada sektor ekonomi, Anwar menyebutkan bahwa kemajuan teknologi digital juga dapat membangun desa dari sektor pendidikan dan kesehatan.

Mengusung tema “Revolusi Industri 4.0: Tantangan dan Inovasi untuk Daerah”, Konferensi Pembangunan Jawa Barat IV digelar sebagai salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-61 Unpad.  Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Jawa Barat Dr. H. Iwa Karniwa.

Pada plenary session, acara ini menghadirkan sejumlah pembicara yaitu Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018 Dr. Ahmad Heryawan, penggagas bumdes.id Rudy Suryanto, M.A,  Ketua Aliansi Strategis Unpad-Jawa Barat (ASUP Jabar) Prof. Reiza D. Dienaputra, Kepala Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabiupaten Indramayu H. Wartono, S.Pd. M.Si., dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Agus Satriadi.

“Rangkaian kegiatan Konferensi Pembangunan Jawa Barat IV ini tidak hanya berbentuk sharing ide, gagasan, hasil penelitian, dan pengalaman saja, tetapi juga disertai dengan kegiatan pameran pembangunan,” ungkap Ketua Panitia Konferensi Pembangunan Jawa Barat IV, Mudiyati Rahmatunnisa, dra., M.A., PhD

Mudiyanti mengungkapkan bahwa pada paralel session, terdapat 50 makalah dari 104 penulis. Pada sesi paralel juga disertai dengan isu spesifik terkait dengan isu pembangunan Kabupaten Bandung, dimana terdapat paparan tentang rencana penelitian 21 kandidat Doktor dari Kabupaten Bandung.

“Konferensi Pembangunan Jawa Barat menjadi ajang strategis saling tukar gagasan dan inovasi untuk menjadi sumber inspirasi dalam memperkuat kapasitas dan kapabilitas masing-masing sektor agar bisa bersaing dan meraih kemajuan untuk kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat,” harap Mudiyati.*

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

Share this: