Ini Strategi Pengelolaan Perbankan Efektif Menurut Dirut BJB

[unpad.ac.id, 28/9/2018] Bank BJB berhasil menduduki peringkat ke-12 sebagai bank terbaik nasional meski berstatus sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD). Prestasi ini merupakan hasil dari percepatan performa Bank BJB dalam empat tahun terakhir. Upaya tersebut tidak lepas dari strategi yang dilakukan Direktur Utama Bank BJB Dr. Ahmad Irfan.

Direktur Utama Bank BJB Dr. Ahmad Irfan saat memberikan kuliah umum berjudul “The Irfan Model for Competitive Strategy amidst Economic Uncertainties” dalam acara “CEO Talk” yang digelar Unpad BUMN Center of Excellence di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Jumat (28/9). (Foto: Tedi Yusup)*

Strategi yang dikembangkan Irfan bernama “The Irfan Model”. Strategi ini merupakan pemikiran Irfan yang dituangkan dalam disertasinya saat menempuh studi Doktor di Unpad. Berbagai teori dikolaborasikan dalam “The Irfan Model”, sehingga menjadi strategi efektif dalam mendongkrak kinerja BPD di Indonesia.

“The Irfan Model merupakan hasil dari pengalaman saya sebagai Direktur di Bank BJB dari 2014 sampai saat ini,” ujar Irfan saat memberikan kuliah umum dalam acara “CEO Talk” yang digelar Unpad BUMN Center of Excellence di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Jumat (28/9).

Acara yang dipandu moderator Poppy Rufaidah, PhD, ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si.

Strategi “The Irfan Model” menggulirkan beberapa variabel bisnis. Ada tiga variabel utama yang dipandang wajib dilakukan oleh BPD, yaitu adopsi teknologi, manajemen inovasi, dan pengelolaan sumber daya perusahaan.

Tiga variabel ini diaplikasikan dengan baik di lingkungan Bank BJB saat Irfan pertama kali menjabat sebagai Dirut. Kala itu, Bank BJB dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang harus segera diselesaikan, serta menguatnya krisis kepercayaan terhadap kinerja Bank BJB.

“Sejak awal, saya mulai menyiapkan fondasi bagaimana arah Bank BJB ke depan. Fokusnya menyelesaikan perbaikan fondasi sekaligus melakukan ekspansi kredit,” ujar Irfan.

Irfan menjelaskan, ada empat langkah yang dilakukan dalam menguatkan fondasi Bank BJB. Pertama, perbaikan proses bisnis. Bekerja sama dengan konsultan bisnis, Irfan melakukan sinkronisas dan harmonisasi proses SOP yang ada. Dari sekira 700 SOP, ia berhasil memangkas menjdi 40 SOP saja.

Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia. Perekrutan karyawan baru dilakukan oleh Bank BJB dengan tujuan mampu menularkan ilmu kepada karyawan lama. Selain itu, ia juga mengupayakan pembentukan BJB University untuk menciptakan bankir yang profesional.

Ketiga, pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Penguatan sektor ini difokuskan untuk menggaet nasabah milenial yang akrab dengan teknologi informasi. Terakhir, melaksanakan konsep pelayanan prima.

Tidak hanya fokus pada pengembangan perusahaan, Irfan juga mendorong karyawannya untuk fokus mengejar target. Dorongan ini diwujudkan melalui jargon-jargon sederhana. Jargon ini terbukti meningkatkan kinerja Bank BJB secara signifikan.

“Ketika saya tanya ‘apa kabar?’, karyawan akan menjawab ‘sukses luar biasa 130%’. Dan ini terbukti, BJB mampu mencapai target keuntungan 130%,” ujar Irfan.

Berkat strategi “The Irfan Model”, Bank BJB terus menghasilkan kinerja positif. BPD ini mampu meningkatkan tarafnya setara dengan bank nasional. Strategi ini diharapkan menjadi model yang dapat diaplikasikan pada BPD lain di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Bank BJB membagikan 32 laptop kepada 16 fakultas di lingkungan Unpad.*

Laporan oleh Arief Maulana

Share this: