Membangun Pendidikan yang Layak untuk Anak-anak di Ujung Selatan Negeri

Tiga mahasiswa Universitas Padjadjaran, , Farah Muthia Syifa, Putri riswani Halim, dan Fauziah Agustina As’ban, bersama anak-anak SD di Kabupaten Rote Ndao, provinsi Nusa Tenggara Timur.*

[unpad.ac.id, 6/7/2018] Mahasiswa Universitas Padjadjaran, Farah Muthia Syifa, Putri riswani Halim, dan Fauziah Agustina As’ban, melakukan penelitian mengenai kualitas pendidikan jenjang sekolah dasar di Kabupaten Rote Ndao, provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten yang terletak di ujung selatan negeri ini masih memiliki banyak keterbatasan jika dibandingkan wilayah lain di Indonesia.

Tiga mahasiswa Universitas Padjadjaran, , Farah Muthia Syifa, Putri Riswani Halim, dan Fauziah Agustina As’ban, bersama anak-anak SD di Kabupaten Rote Ndao, provinsi Nusa Tenggara Timur.*

Mahasiswa menemukan, permasalahan terbesar dari pelaksanaan pendidikan di Rote Ndao adalah kebingungan para guru dalam penerapan kurikulum yang baru serta rendahnya ketersediaan fasilitas pendukung proses belajar mengajar.

Perubahan kurikulum yang kerap terjadi di Indonesia sebenarnya baik jika para guru mampu mengimplementasikannya. Fakta di lapangan, banyak guru yang belum mengerti dan mengimplementasikan dengan baik.

Dari sisi sarana prasarana, mahasiswa menemukan gedung sekolah yang tidak layak. Dari observasi yang dilakukan, hanya 2 sekolah yang memiliki fasilitas perpustakaan yang baik. Keterbatasan ini ditambah dengan jauhnya jarak yang harus ditempuh anak-anak untuk pergi ke sekolah.

“Pelatihan kurikulum baru bagi guru harus dilaksanakan secara berkala dan kontinu. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan peningkatan fasilitas sekolah juga dapat membantu anak untuk meningkatkan motivasinya menuntut ilmu,” gagas Farah.

Menghabiskan waktu dengan masyarakat Rote Ndao, Farah dan kawan-kawan menemukan adanya selisih pendapat antara orang tua dan pihak guru maupun sekolah. Guru berasumsi orang tua siswa kurang bertanggung jawab atas penyediaan pendidikan bagi. Ini didasarkan adanya keterlibatan anak-anak dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

“Para anak kerap membantu orang tua di sawah sehingga kehilangan jam belajarnya,” tulis Farah.

Asumsi ketidakpedulian akan pendidikan ini dibantah oleh para orang tua. Mereka tetap menilai pendidikan penting bagi tumbuh kembang anak. Namun, para orang tua belum mengerti bagaimana memotivasi, mengetahui potensi, hingga memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya.

Dari analisis ekonometrika ditemukan, jenis pekerjaan orang tua memiliki pengaruh signifikan pada nilai yang diperoleh siswa. Farah menjelaskan, setiap orang tua punya peran penting dalam pencapaian prestasi anak.

“Tidak masalah apa pekerjaannya, orang tua sudah seharusnya memotivasi anak untuk belajar, meamantau perkembangan potensi anak, dan mngevaluasi cara mendidik dan pola asuh yang sudah diterapkan di rumah,” kata Farah.

Penelitian yang dilakukan Farah merupakan implementasi dari pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kategori Penelitian Sosio Humaniora (PSH) yang digelar Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.*

Rilis/am

 

 

Share this: