[unpad.ac.id, 25/6/2018] Indonesia berpotensi menjadi sentra perlebahan di tingkat global. Ini disebabkan, Indonesia memiliki banyak spesies lebah. Melalui pendampingan intensif, sektor perlebahan diharapkan bisa berkembang baik di Indonesia.

Direktur Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Inovasi Universitas Padjadjaran Rizky Abdullah, PhD, saat membuka “Country User Centered Design Workshop of Joint Horizon 2020 Project” di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, Senin (25/6). Unpad berhasil menjadi bagian dalam konsorsium program Horizon 2020 ICT-39 Uni Eropa, suatu program riset terbesar di kawasan Uni Eropa, yang diarahkan pada pengembangan penelitian perlebahan berbasis teknologi digital “Smart Apiculture Management Services (SAMS)”. (Foto: Tedi Yusup)*

Ketua Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) Perum Perhutani, Tunggul Riksi Pamrih mengatakan, sektor perlebahan saat ini masih dilakukan sebagai bisnis berskala kecil dan belum terlalu dipertimbangkan. Sebagai negara dengan tingkat kelembapan yang tinggi, madu yang dihasilkan di Indonesia  kerap memiliki kadar air yang tinggi.

“Dengan pendampingan kepada masyarakat beserta teknologinya, kami yakin suatu saat lebah dan produk madu yang dihasilkan bisa berkembangan dengan baik di Indonesia,” ujar Tunggul dalam acara pembukaan “Country User Centered Design Workshop of Joint Horizon 2020 Project” di Unpad Training Center, Jalan Ir. H. Djuanda No. 4, Bandung, Senin (25/6).

Lokakarya ini merupakan implementasi awal dari kerja sama konsorsium program Horizon 2020 ICT-39 Uni Eropa, suatu program riset terbesar di kawasan Uni Eropa. Unpad berhasil menjadi bagian dalam konsorsium tersebut yang diarahkan pada pengembangan penelitian perlebahan berbasis teknologi digital “Smart Apiculture Management Services (SAMS)”.

Tunggul menjelaskan, Perum Perhutani telah siap mengembangkan sektor perlebahan. Di Jawa Barat sendiri, sebanyak  678.000 hektar kawasan hutan dikelola oleh Perhutani. Kawasan ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk berbudidaya lebah.

Tanaman khas yang bisa didapat dari hutan di Jawa Barat adalah Kaliandra. Tanaman ini dapat berbunga sepanjang tahun, sehingga nutrisinya bisa dimanfaatkan oleh lebah. Dengan demikian, madu bisa dipanen dari lebah sepanjang tahun.

“Masyarakat pun sudah siap dan terorganisasi dengan baik untuk mendukung program-program perlebahan,” kata Tunggul.

Potensi ini diharapkan dijembatani melalui adanya program pendampingan yang bisa menghasilkan produk madu berkualitas. Tunggul berharap, program SAMS ini bisa menjembatani aspek teknologi, teknis budidaya, hingga manajemen budidayanya.

“SAMS ini diharapkan bisa menjembatani sektor hulu (masyarakat) dan sektor hilir (produk madu),” kata Tunggul.

Direktur Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Inovasi Unpad Rizky Abdullah, PhD, mengatakan, Unpad mendorong menciptakan ekosistem yang mampu menghasilkan inovasi meningkatkan daya ungkit dari industri perlebahan.

Inovasi ini meliputi manajemen rantai pasok, model bisnis, teknologi, hingga model marketingnya. Diharapkan inovasi ini lahir dari lokakarya yang digelar selama seminggu ke depan.

Lebih lanjut Rizky mengatakan, potensi perlebahan di Indonesia tidak hanya berbicara soal produk madunya. Salah satu contoh, budidaya lebah bisa dikembangkan menjadi sektor pariwisata.

“Kalau kita sukses di Jawa Barat, Insyaallah kita akan bisa menerapkannya di luar Jawa Barat,” kata Rizky.

Sebagai informasi, konsorsium Horizon 2020 merupakan instrumen finansial yang akan mengimplementasikan Uni Eropa menjadi Innovation Union dalam kerangka Eropa 2020 untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Dipilihnya lebah sebagai spesifikasi riset didasarkan pada kemampuan hewan ini yang menjadi indikator penting dalam keberlanjutan keseimbangan ekosistem.

Saat ini, keberandaan lebah menjadi terancam karena perubahan ekosistem yang disebabkan aneka ragam pertumbuhan industri dan lingkungan yang tidak mengutamakan keberlanjutan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antar keilmuan dan instusi dalam menciptakan inovasi yang diperlukan.

Konsorsium penelitian ini juga akan menjadi wadah bagi berkecimpungnya ilmuwan dari beragam bidang ilmu yang juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Proyek ini terdiri dari enam paket pekerjaan, yaitu manajemen proyek; user centered design (UCD) cycles, pengembangan bisnis dan analisis pasar, dan hive system.

Selanjutnya, pengembangan sistem pendukung keputusan, manajemen API, dan transferabilitas. Unpad memperoleh paket pekerjaan terkait UCD dan pengembangan bisnis analisis pasar. Kerja sama ini diharapkan mendukung komitmen Unpad dalam berkontribusi mengimplementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di dunia.*

Laporan oleh Arief Maulana

Share this: