FPIK Unpad Tuan Rumah Pertemuan Peneliti Biodiversitas di Kawasan Asia Pasifik

[unpad.ac.id, 24/04/18] Universitas Padjadjaran melalui Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan menjadi tuan rumah penyelenggaraan 1st Regional Asian Alumni Conference of Leibniz Centre for Tropical Marine Research yang digelar mulai Senin (23/04) kemarin hingga Jumat (27/04) mendatang. Tema yang diangkat adalah “Marine Biodiversity for Future Life: Threats, Ecosystem Service, and Connectivity”.

Sejumlah peneliti biodiversitas se-Asia Pasifik alumni Leibniz Centre for Tropical Marine Research/ZMT Leibniz Centre, Jerman, melakukan pertemuan dalam “1st Regional Asian Alumni Conference of Leibniz Centre for Tropical Marine Research ” yang digelar atas kerja sama Unpad melalui FPIK, Leibniz Centre for Tropical Marine Research/ZMT Leibniz Centre, German Academic Exchange Service (DAAD), dan Universitat Bremen, Jerman, di kampus Unpad, 23 – 27 April. (Foto: Tedi Yusup)*

“Kita akan mengulas mengenai potensi, ancaman, solusi bersama secara regional, dan konektivitas untuk mengatasi masalah-masalah biodiversity antar negara-negara Asia Pasifik,” ungkap ketua panitia kegiatan tersebut Dr.rer.nat. Tri Dewi K. Pribadi saat ditemui di sela acara.

Acara ini digelar atas kerja sama Unpad, Leibniz Centre for Tropical Marine Research/ZMT Leibniz Centre, German Academic Exchange Service (DAAD), dan Universitat Bremen, Jerman. Peserta berjumlah 45 orang dari 15 negara di Asia Pasifik, yang berasal dari berbagai institusi.

Pembukaan acara telah dilakukan di Pendopo Kota Bandung, Senin (23/04) kemarin, dengan dihadiri oleh Pjs Walikota Bandung Dr. H. Muhamad Solihin, M.Si dan Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad. Acara tersebut juga menghadirkan pembicara kunci Prof. Widi Agoes Pratikto, Ph.D selaku Direktur Eksekutif Coral Triangle Initiative.

Sebagai kegiatan pertama, digelar Workshop and Alumni Talks di Unpad Training Center, pada Selasa (24/04) hingga Rabu (25/04). Dalam kegiatan ini, para alumni ZMT Leibniz Centre se-Asia Pasifik berkumpul untuk berdiksusi tentang aktivitas dan pengalaman riset yang telah dilakukan, serta peluang kerja sama yang dapat dilakukan.

Selanjutnya, akan digelar Genetic Barcoding Short Course yang digelar di Laboratorium Central Unpad, Jatinangor, pada Kamis (26/04) dan Jumat (27/04).  Kegiatan ini digelar sebagai bekal para peserta untuk dapat menambah wawasan mengenai urgensi data biodiversitas.

Dr. Dewi menjelaskan, data biodiversitas masih perlu dikembangkan sebagai upaya awal konservasi keragaman genetik, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Diharapkan, ketersediaan data keragaman genetik di kawasan Asia Pasifik akan menjadi kekuatan regional dan meningkatkan posisi tawar negara tropis di Asia.

“Dasar utama ketika kita membahas biodiversitas adalah keragaman hayati. Keragaman yang belum banyak dieksplorasi adalah keragaman genetik, yang tentunya krusial untuk tujuan konservasi,” ungkap Dr. Dewi.

Dr. Dewi pun berharap kegiatan tersebut dapat menjadi salah satu dasar untuk membangun kerja sama yang lebih terarah bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi bidang kemaritiman di Asia Pasifik. Secara akademis, kerja sama yang akan dilakukan adalah riset dan publikasi bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta memperkuat jejaring komunikasi dan akses untuk kepentingan bersama.

“Harapannya ini akan menjadi dasar utama supaya kita memulai langkah nyata untuk membangun kerja sama yang lebih terintegrasi dan terarah,” harapnya.

Laporan oleh Artanti Hendriyana/am

Share this: