[unpad.ac.id, 22/01/2018] Pencemaran masif di sepanjang aliran Sungai Citarum membuat kondisinya semakin kritis. Upaya penanganan tidak bisa dilakukan hanya satu pihak, melainkan membutuhkan koordinasi dan dukungan antar pihak.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad saat menjadi pembicara dalam acara “Sosialisasi Citarum Harum” yang digelar Kodam III/Siliwangi di Grha Tirta Siliwangi, Jalan Lombok No. 10, Bandung, Sabtu (20/01). (Foto: Humas Unpad)*

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad mengatakan, perlu kerja sama yang terintegrasi dalam menangani pencemaran di Citarum. Kerja sama tersebut juga harus diimplementasikan di lapangan.

“Kunci pentingnya adalah menangani bersama-sama, terintegrasi, langsung turun di masyarakat, dan berbagai sektor terlibat,” ujar Rektor saat menghadiri acara “Sosialisasi Citarum Harum” yang digelar di Grha Tirta Siliwangi, Jalan Lombok No. 10, Bandung, Sabtu (20/01).

Selain pola kerja sama terintegrasi, Rektor juga mendorong adanya sikap kepemimpinan. Ia menilai, selama ini penanganan sungai yang melintasi 12 kabupaten di provinsi Jawa Barat ini dapat menjadi suatu pembelajaran. Berbagai upaya terus dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Namun, pencemaran terus terjadi.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, secara teknis, komponen yang sudah terlibat dalam penanganan Citarum cukup kompleks. Artinya, seluruh elemen sudah terlibat, mulai dari pemerintah, akademisi, masyarakat, industri, hingga media. Melalui inisiasi satu kepemimpinan efektif, Rektor optimis penanganan akan berjalan dengan baik.

Rektor pun mengapresiasi program “Citarum Harum” yang diinisiasi Kodam III/Siliwangi. Program yang juga didukung pemerintah pusat ini diharapkan dapat menjadi satu komando terintegrasi dalam mengatasi pencemaran di Citarum.

“Ini bisa menjadi energi luar biasa yang bukan hanya menjadi harapan tapi bisa diimplementasikan dengan target yang tidak terlalu panjang, walapun masalahnya yang cukup kronis,” kata Rektor.

Meski demikian, penanganan Citarum tidak hanya terfokus pada masalah pencemaran. Aspek kesejahteraan masyarakat juga perlu diperhatikan. Dalam kesempatan tersebut, Rektor berkomitmen bahwa Unpad siap berkontribusi di aspek sosial.

Sosialisasi “Citarum Harum” ini dihadiri langsung Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo, sejumlah pimpinan perguruan tinggi, dan perwakilan mahasiswa. Dalam penjelasannya Doni mengatakan, revitalisasi Sungai Citarum saat ini sudah sangat mendesak.

“Persoalan sungai Citarum ini sudah dari hulu ke hilir. Kondisi di hulu sudah hancur lebur oleh tinja, sampah domestik, limbah industri, dan sedimentasi,” jelasnya.

Padahal, lanjut Doni, walaupun sudah tercemar, Citarum masih menjadi harapan masyarakat Jawa Barat untuk menggantungkan hidupnya.

Doni membeberkan, sungai ini menjadi pemasok utama listrik sebesar 1.888 mega watt untuk memenuhi kebutuhan listrik di pulau Jawa dan Bali. Sepanjang DAS Citarum dimanfaatkan untuk budidaya perikanan air tawar, dan menyuplai saluran irigasi 420.000 ha sawah Jawa Barat.

Meski tercemar berat, air sungai ini masih menjadi sumber konsumsi air minum bagi 80% penduduk DKI Jakarta.

Melalui program ini, Doni berharap dapat menjadi satu komando penanganan dari hulu ke hilir dengan melibatkan seluruh komponen. Selain mengatasi pencemaran, Doni berharap program ini juga berkontribusi menyejahterakan masyarakat terutama di sepanjang DAS Citarum.*

am

 

Share this: