Kunjungi Unpad, Guangxi University for Nationalities Sepakati Kerja Sama Bidang Pertukaran Dosen dan Riset Bersama

[unpad.ac.id, 6/11/2017] Presiden Guangxi University for Nationalities (GXUN) Xie Shangguo melakukan pertemuan dengan Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad di Ruang Rektor Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (6/11). Kunjungan dilakukan dalam rangka penandatanganan perjanjian kerja sama untuk sejumlah program antara GXUN dan Unpad.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah perjanjian kerja sama dengan Presiden Guangxi University for Nationalities Xie Shangguo di ruang Executive Lounge Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Senin (6/11). (Foto: Arief Maulana)*

Xie yang menyertakan beberapa pimpinan GXUN mengungkapkan, kunjungan ke Unpad merupakan kunjungan balasan dari yang telah dilakukan Rektor Unpad ke kampusnya, April lalu. Dari kunjungan itu, telah disepakati berbagai program kerja sama dalam rangka penguatan hubungan Indonesia dengan Cina.

“Setelah kunjungan itu, kami sangat senang dan kerja sama berjalan cepat sekali. Pada Agustus lalu, kami sudah mengirimkan mahasiswa kami untuk belajar bahasa Indonesia di Unpad,” kata Xie.

Selain pertukaran mahasiswa, Xie mengharapkan ada kerja sama lanjutan terutama di bidang pertukaran tenaga pendidik dan riset bersama. Xie menyoroti fokus kerja sama tersebut meliputi riset di bidang kemaritiman, humaniora, dan hukum.

Khusus bidang pertukaran dosen, Xie menyampaikan bahwa sejak 2005 GXUN membuka program studi bahasa Indonesia. Namun, jumlah dosen di program studi tersebut masih minim. Hal ini mengakibatkan pihaknya hanya menerima sekitar 20 calon mahasiswa saja setiap tahunnya.

“Padahal banyak siswa yang berminat belajar bahasa Indonesia,” imbuh Xie.

Xie pun meminta Unpad mengirimkan dua dosen untuk menjadi pengajar bahasa Indonesia di GXUN. Ia juga akan mengirimkan dua dosennya untuk menjadi tenaga pengajar di bidang bahasa Mandarin. Ia menilai, peningkatan kerja sama diplomatik antara Indonesia dan Cina akan mendorong kedua belah pihak untuk memahami bahasa dan budaya setempat.

Permintaan pertukaran dosen ini direspons positif oleh Rektor. Di saat yang sama, Unpad juga membutuhkan tenaga pengajar pada program studi Bahasa dan Budaya Tiongkok di Fakultas Ilmu Budaya. Program studi tersebut saat ini memiliki jumlah peminat yang cukup tinggi.

“Kami perlu menyekolahkan staf kami untuk bisa sekolah S-3 di bidang budaya dan bahasa Tiongkok. Kami juga belum punya tenaga pengajar native untuk bahasa Mandarin,” kata Rektor.

Di bidang kerja sama penelitian, Rektor mengatakan, aspek ini penting dilakukan sebagai media komunikasi antar profesor di kedua universitas. Jalinan komunikasi ini selanjutnya akan mendorong mahasiswa kedua universitas untuk mengambil program pascasarjana.

Fokus kerja sama di bidang kemaritiman, humaniora, dan hukum dinilai tepat. Di bidang hukum, Rektor mengatakan, Unpad telah memiliki torehan keilmuan yang baik di bidang hukum internasional, khususnya hukum laut. Kajian ini dipandang penting untuk menjadi topik riset bersama sebagai upaya menyelesaikan sengketa diplomatik di wilayah Laut Cina Selatan.

“Saya yakin dengan keterlibatan akademisi bisa menjadi mediasi untuk pemahaman diplomasi nantinya,” kata Rektor.

Rektor juga mendorong kerja sama penelitian dilakukan di sektor peningkatan pariwisata halal. Seiring meningkatnya jumlah wisatawan Indonesia ke Cina, keberadaan pariwisata halal akan menjadi keuntungan tersendiri.

Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan langsung oleh Rektor dan Xie Shangguo di ruang Executive Lounge Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor. Dalam penandatanganan tersebut, hadir sejumlah pimpinan universitas dan fakultas di lingkungan Unpad, perwakilan dosen FIB Unpad, serta mahasiswa GXUN yang sedang menempuh studi di BIPA Unpad.*

Laporan oleh Arief Maulana

Share this: