[unpad.ac.id, 28/10/2017] Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki beragam tantangan yang harus dihadapi. Pemerintah harus bekerja sama dengan berbagai sektor untuk mengatasi tantangan ini. Salah satu sektor yang dibidik adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Prof. Dr. Armida Alisjahbana, M.A., saat memberikan kuliah umum dalam acara “BUMN Hadir di Kampus” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Sabtu (28/10). (Foto: Tedi Yusup)*

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN RI Gatot Triharjo mengatakan, ada lima tantangan yang dihadapi Indonesia untuk melangkah lebih maju. Lima tantangan tersebut yaitu ketidakmerataan pembangunan, ketahanan energi dan pangan, kurangnya infrastruktur dan industri dasar, kurangnya akses layanan keuangan, serta sumber daya manusia yang belum produktif.

Saat memberikan kuliah umum dalam acara “BUMN Hadir di Kampus” di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Sabtu (28/10), Gatot mengatakan bahwa BUMN terus mendukung berbagai program pemerintah dalam membangun Indonesia.

Gatot menerangkan, Indonesia menjadi salah satu dari tiga negara dengan pertumbuhan terbesar di Dunia. Dua negara lain, China dan India memiliki cerita pertumbuhan tersendiri. China maju dengan pertumbuhan BUMN-nya yang semakin agresif, sedangkan India menjadi maju akibat pertumbuhan investasi swasta.

“Tren ke depan, di negara berkembang, negara dengan BUMN yang ada bisa memberikan kesejahteraan yang lebih baik dari negara maju yang bukan dari BUMN,” kata Gatot di hadapan peserta yang sebagian besar dari kalangan mahasiswa.

Dikenal sebagai agen pembangunan, BUMN mampu memberikan kesejahteraan lebih baik kepada masyarakat. Sebab, sektor swasta cenderung berorientasi pada kepentingan pribadi.

Adapun langkah BUMN dalam menyukseskan pembangunan adalah bermula dari integrasi antar 118 perusahaan yang ada. Gatot mengatakan, integrasi ini penting agar tidak ada perebutan kehendak antar perusahaan negara tersebut. “Kalau kita saling berebut, yang senang justru negara asing,” kata Gatot.

Memiliki aktivitas yang terus meningkat, BUMN juga aktif melakukan lawatan kerja sama ke sejumlah negara. Namun, kerja sama yang diinisiasi BUMN terbilang unik, karena selalu berpedoman pada empat prinsip utama.

Empat prinsip tersebut yaitu mau melakukan kerja sama venture, saling transfer pengetahuan dan teknologi, bersedia memberi dana, serta produk yang dijual tidak hanya diproduksi di Indonesia tetapi juga dijual di luar Indonesia.

Empat prinsip tersebut ujung-ujungnya menjadikan Indonesia tidak lagi sebatas pasar bagi perusahaan asing. Dengan jumlah usia produktif yang jauh lebih tinggi saat ini, Indonesia berpeluang menjadi pasar bagi sejumlah negara.

Acara “BUMN Hadir di Kampus” digelar serentak di 28 perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan meningkatkan pemahaman dan kesadaran generasi muda. Khususnya sivitas akademika akan kondisi sekaligus peran strategis BUMN dalam pembangunan ekonomi nasional.

Mengusung tema membangun ekonomi Indonesia yang berkeadilan, “BUMN Hadir di Kampus” menghadirkan para pejabat di Kementerian BUMN serta Direktur Utama BUMN menerjunkan para untuk berdiskusi dengan sivitas akademika dan para pakar dari perguruan tinggi.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad. Dalam sambutannya, Rektor mengatakan bahwa Unpad telah lama bersinergi dengan para BUMN. Ini terlihat dari didirikannya pusat unggulan “Unpad BUMN Center of Excellence” (Unpad BCE) yang bertujuan mengintegrasikan sisi akademik dengan kondisi di dunia nyata.

“Hadirnya BUMN di kampus akan menjadi keuntungan luar biasa. Bisa membuka jalan lebih kuat, interaksi ini bisa memformulakan berbagai hal bagi pengembangan kampus ataupun hal lainnya,” kata Rektor.

Selain Gatot, acara ini juga menghadirkan pembicara Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Prof. Dr. Armida Alisjahbana, M.A., dan Direktur Utama PT. Reasuransi Indonesia Utama Frans Sahusilawane. Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan beasiswa pendidikan senilai Rp500 juta kepada Universitas Padjadjaran.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

Share this: