Peringati Dies Natalis ke-57, Fikom Unpad Terus Bergerak Dinamis

[unpad.ac.id, 18/09/2017] Di usianya yang ke-57 tahun, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan kualitas dalam skala nasional maupun internasional. Ini didasarkan semakin meningkatnya peran ilmu komunikasi dalam perkembangan global saat ini.

Dekan Fikom Unpad Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.H., S.Sos., M.Si., saat menyampaikan pidato dalam peringatan Dies Natalis ke-57 Fikom Unpad di Auditorium Pascasarjana kampus Fikom, Jatinangor, Senin (18/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Dekan Fikom Unpad Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.H., S.Sos., M.Si., mengatakan, menyandang predikat fakultas dengan beragam program studi yang banyak diminati membuat Fikom kaya akan mahasiswa pilihan. Potensi unggul ini harus pula dibarengi proses pendidikan dan pelayanan yang prima.

Demikian disampaikan Dr. Dadang dalam pidato Dies Natalis ke-57 Fikom Unpad di Auditorium Gedung Pascasarjana Fikom Unpad, Jatinangor, Senin (18/09). Acara ini dihadiri segenap pimpinan, civitas academica, tenaga kependidikan, alumni, dan tamu undangan. Turut hadir Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad.

Penyiapan lulusan yang unggul dan berdaya saing menjadi fokus kerja Fikom Unpad. Dr. Dadang mengatakan, fakultas bertekad mendorong mahasiswa khususnya tingkat Sarjana untuk lulus tepat waktu bahkan jauh lebih cepat. Lulusan juga akan dibekali dengan sertifikat kompetensi profesi.

“Sebagian akan dibekali dengan sertifikat kompetensi profesi melalui kerja sama dengan Dewan Pers, Perhumas, dan organisasi profesi komunikasi lainnya,” kata Dr. Dadang.

Integrasi proses pembelajaran dengan kemahasiswaan juga dilakukan Fikom. Dengan demikian, kegiatan kemahasiswaan bukan lagi pelengkap atau ekstra kurikuler, melainkan terintegrasi dengan aktivitas pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran akan terus ditingkatkan relevansinya dengan kegiatan kemahasiswaan.

Tidak hanya itu, dalam satu tahun ke depan, Fikom Unpad juga berupaya mereaktualisasi kurikulum pendidikan komunikasi berbasis teknologi informasi. Ini didasarkan pada tren dan kebutuhan global saat ini.

Interaksi dosen dan mahasiswa dalam aktivitas pembelajaran juga diupayakan lebih dinamis. Dr. Dadang menjelaskan, proses pembelajaran saat ini tidak hanya dilakukan di kelas. Proses pembelajaran didorong lebih interaktif dan produktif, termasuka menghasilkan karya produksi dan karya ilmiah.

Berkat upaya tersebut, dalam beberapa tahun terakhir aktivitas riset di Fikom Unpad terus menggeliat. Dalam laporan Dr. Dadang, sebanyak 69 riset dan 43 program pengabdian kepada masyarakat dihasilkan dosen Fikom Unpad selama 2017.

Meski meningkat, perlu upaya lebih strategis guna meningkatkan luaran berupa publikasi ilmiah di berbagai jurnal nasional maupun internasional.

Riset yang dihasilkan juga tidak lepas dari program Aliansi Strategis Unpad – Jawa Barat (ASUP Jabar). Dr. Dadang mengatakan, sebanyak 27 aktivitas riset dan pengabdian kepada masyarakat saat ini telah dan sedang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Di wilayah lainnya, sebanyak 40 riset dan PKM tengah dijalankan oleh civitas academica Fikom Unpad.

Perbanyak Kerja Sama

Peningkatan kualitas institusi salah satunya dilakukan melalui serangkaian kerja sama. Dalam hal ini, Fikom Unpad telah banyak melakukan kerja sama dengan institusi pendidikan maupun lembaga lainnya, baik dalam pertukaran mahasiswa, riset bersama, hingga penyelenggaraan kegiatan bersama.

Di tingkat internasional, Dr. Dadang memaparkan serangkaian kerja sama yang telah dilakukan Fikom, diantaranta dengan DAAD, Erfurt University dan Freiburg University, University Paris I Sorbone-Pantheon, Montana University, Missouri University, Korean Society for Journalism and Communication Studies, Chungnam University Daejon, Sungkyunkwan University, serta Chongqing University Post and Telecommunication.

Sementara itu, menghadapi tantangan kebinekaan, Rektor mengatakan bahwa kebinekaan juga dapat terjadi di dunia ilmu pengetahuan. Untuk itu, akademisi perlu mensyukuri sekaligus memanfaatkan potensi kebinekaan tersebut dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

“Seberapa sering kita sebagai dosen berbicara perkembangan ilmu antar departemen hingga fakultas? Kalau itu saja tidak sering dilakukan, bukan saya pesimis, tetapi dalam karakteristik akademik sebetulnya melihat tantangan yang ada sekarang, kompleksitas terjadi karena diversitas mengemuka. Tidak mungkin kita bisa menyelesaikan tanpa upaya kita mengikrarkan kebinekaan tadi,” papar Rektor.*

Laporan oleh Arief Maulana

 

 

Share this: