Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Syam dalam “CEO Talk with Direktur Utama BRI” yang digelar atas kerja sama Unpad-BUMN Center of Excellence (Unpad-BCE) dengan Bank BRI di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (10/03) (Foto oleh : Tedi Yusup)*

[Unpad.ac.id, 10/03/2017] Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, industri  perbankan kini sedang mengalami banking disruption. Saat ini bank bukan lagi hanya bersaing dengan sesama bank, tetapi juga dengan teknologi finansial. Hal tersebut terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi terjadi secara global.

Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Syam dalam “CEO Talk with Direktur Utama BRI” yang digelar atas kerja sama Unpad-BUMN Center of Excellence (Unpad-BCE) dengan Bank BRI di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (10/03) (Foto oleh : Tedi Yusup)*
Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Syam dalam “CEO Talk with Direktur Utama BRI” yang digelar atas kerja sama Unpad-BUMN Center of Excellence (Unpad-BCE) dengan Bank BRI di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (10/03) (Foto oleh : Tedi Yusup)*

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Syam dalam “CEO Talk with Direktur Utama BRI” yang digelar atas kerja sama Unpad-BUMN Center of Excellence (Unpad-BCE) dengan Bank BRI di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Jumat (10/03). Acara ini dipandu oleh presenter yang juga alumni Unpad, Tina Talisa.

“Financial technology ini merambah kemana-mana, tanpa mengenal batas negara, tempat, dan tidak mengenal waktu,” ujar Asmawi.

Salah satu contohnya, perkembangan teknologi telah mengubah perilaku nasabah bank. Dulu, transaksi hanya dapat dilakukan di kantor bank, kemudian berkembang melalui mesin ATM dan EDC. Sekarang, transaksi dapat dilakukan melalui gadget, dan dapat dilakukan kapan dan dimana saja.

Untuk dapat bertahan, Asmawi menekankan bahwa bank harus melakukan transformasi. Dalam bertransformasi, diperlukan keberanian dan energi yang besar.  Transformasi sendiri dapat dilakukan sebagai upaya responsif, adaptif, atau antisipatif.

“Kalau Anda tidak melakukan transformasi, Anda akan perlahan-lahan mati,” kata Asmawi yang merupakan alumni Unpad ini.

Transformasi inilah yang terus dilakukan BRI untuk dapat terus bertahan. BRI senantiasa berupaya untuk dapat melayani masyarakat dengan terus mengikuti perkembangan zaman, diantaranya adalah saat ini BRI telah membuka layanan perbankan laut dan outlet digital.

Selain bank, Asmawi pun menekankan bahwa transformasi perlu dilakukan oleh para pelaku UMKM, terutama dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi. “Kalau tidak bisa mentransformasi diri menjadi pelaku UMKM yang masuk ke e-commerce, kita akan habis,” tuturnya.

Selain pemaparan dari Direktur Utama Bank BRI, dalam kesempatan tersebut juga digelar Workshop Jurus Bisnis Rakyat “Model Bisnis yang Bankable”.  Acara ini juga menghadirkan sejumlah wirausahawan binaan Unpad dan Bank BRI.

Direktur Unpad-BCE, Prof. Ernie Tisnawati Sule menilai bahwa BRI merupakan salah satu bank yang memiliki perhatian besar terhadap UMKM. Unpad sendiri memiliki sejumlah produk kewirausahaan berbasis riset, yang diharapkan Unpad dan BRI akan melakukan kerja sama lebih lanjut dalam proses hilirisasi hasil riset tersebut.

Senada dengan Prof. Ernie, Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian Pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Dr. Keri Lestari, S.Si., M.Si., Apt. pun mengharapkan bahwa Unpad dan BRI dapat bekerja sama dalam melakukan pembinaan UMKM, sebagai salah satu wujud kolaborasi pentahelix, yakni melibatkan akademisi, pemerintah, pelaku bisnis, media, dan komunitas.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Keri juga mengapresiasi adanya program bantuan beasiswa dari BRI. “Tentu saja, kami juga mengundang BRI untuk bersama-sama dengan Universitas Padjadjaran untuk membangun negeri ini dari sisi pendidikan,” tuturnya.

Laporan oleh: Artanti Hendriyana/am

Share this: